Senin 10 Jan 2022 23:06 WIB

Presiden: RI akan Perjuangkan Kepentingan Negara Berkembang di KTT G20

Indonesia telah secara resmi memegang tongkat estafet Keketuaan G20 pada 2022.

Red: Teguh Firmansyah
Presiden Joko Widodo tampil di layar saat menyampaikan sambutan dalam peringatan HUT Ke-49 PDIP di kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Senin (10/1/2022). Peringatan yang digelar secara daring dan luring tersebut mengangkat tema Bangunlah Jiwa dan Badannya untuk Indonesia Raya.
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Presiden Joko Widodo tampil di layar saat menyampaikan sambutan dalam peringatan HUT Ke-49 PDIP di kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Senin (10/1/2022). Peringatan yang digelar secara daring dan luring tersebut mengangkat tema Bangunlah Jiwa dan Badannya untuk Indonesia Raya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden RI Joko Widodo menekankan Indonesia akan memperjuangkan kepentingan negara-negara berkembang selama memegang keketuaan atau Presidensi G20.Hal tersebut disampaikan Presiden dalam sambutannya secara virtual pada acara HUT Ke-49 PDI Perjuangan, di Jakarta, Senin (10/1/2022).

"Ini akan kita manfaatkan untuk memperjuangkan kepentingan Indonesia dan juga kepentingan negara-negara berkembang," kata Presiden Jokowi sebagaimana siaran pers Kementerian Komunikasi dan Informatika yang diterima di Jakarta.

Baca Juga

Presiden menekankan Presidensi G20 Indonesia akan memperkokoh kembali kepemimpinan Indonesia di mata dunia, seperti yang terjadi ketika Presiden Pertama Indonesia Soekarno (Bung Karno) melakukan serangkaian upaya-upaya diplomasi. Langkah Soekarno membuat Tanah Air dikenal luas oleh negara-negara lain di berbagai belahan benua.

"Kita akan mengulang dan memperkokoh kepemimpinan Indonesia yang dulu pernah dilakukan oleh Presiden pertama kita, Bung Karno," kata Presiden.

Indonesia akan memperjuangkan kepentingan negara berkembang agar mendapatkan dampak positif dari sidang-sidang pertemuan yang akan digelar dalam satu tahun ke depan.

Mengingat perkumpulan negara-negara berpengaruh ini mempunyai dampak yang sangat besar dalam perekonomian global maupun sektor-sektor lainnya.Arti dari perjuangan ini sangat besar. Sebab Indonesia saat ini masuk dalam negara berkembang yang memerlukan serangkaian kebijakan yang membawa dampak positif bagi setiap kehidupan masyarakat di berbagai sektor.

Dengan begitu, berbagai sektor di Tanah Air dapat berpeluang besar untuk berkembang melalui setiap kesepakatan yang digelar melalui kegiatan sidang pertemuan G20. Perjuangan ini, lanjut Presiden Jokowi, sangat dibutuhkan agar digaungkan dalam ajang internasional yang digelar satu tahun sekali ini. Karena, diperlukan kerja sama antar negara dalam menghadapi berbagai tantangan yang timbul seiring dengan berjalannya waktu.

Adapun ke depan, terdapat tantangan yang akan efektif ditangani bersama yakni membangun tata kelola kesehatan global dan tata kelola ekonomi dunia yang lebih adil. Dengan begitu, akan memperkokoh eksistensi setiap negara dalam menghadapi berbagai tantangan yang muncul seiring dengan perkembangan zaman saat ini."Indonesia akan terus berjuang untuk membangun tata kelola kesehatan, tata kelola ekonomi dunia yang lebih adil, yang lebih kokoh dalam menghadapi ketidakpastian dan kompleksitas masalah yang semakin banyak di dunia," tuturnya.

Seperti diketahui, anggota G20 terdiri dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris Raya, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa.Pada 31 Oktober 2021 lalu, Presiden Jokowi secara resmi menerima tongkat estafet Presidensi G20 dari Perdana Menteri Italia Mario Draghi.

Selanjutnya, Indonesia akan memegang Keketuaan atau Presidensi G20 mulai dari 1 Desember 2021 hingga awal November 2022.Selama keketuaan, Indonesia akan menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 dan sejumlah pertemuan internasional terkait lainnya.Dengan mengusung tema "Recover Together, Recover Stronger" atau "Pulih Bersama, Menjadi Lebih Kuat", Presidensi G20 Indonesia mendorong upaya bersama untuk pulih bersama serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement