Rabu 20 Apr 2022 19:58 WIB

Ramos Horta Pimpin Perolehan Suara Pilpres Timor Leste

Ramos unggul atas pesaingnya Francisco Lu Olo Guterres.

Red: Teguh Firmansyah
Kandidat presiden Timor Leste yang juga mantan Presiden Jose Ramos-Horta menunjukkan jarinya yang bertinta setelah memberikan suaranya di tempat pemungutan suara pada pemilihan di Dili, Timor Leste pada 19 Maret 2022.
Foto: AP Photo/Lorenio Do Rosario Pereira
Kandidat presiden Timor Leste yang juga mantan Presiden Jose Ramos-Horta menunjukkan jarinya yang bertinta setelah memberikan suaranya di tempat pemungutan suara pada pemilihan di Dili, Timor Leste pada 19 Maret 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, DILI  -- Nama peraih Nobel Jose Ramos-Horta muncul di posisi teratas pada Rabu (20/4/2022) dalam daftar perolehan suara pemilihan presiden Timor Leste putaran kedua saat penghitungan mencapai tiga perempat jumlah suara. Ia mengungguli pesaingnya mantan gerilyawan Presiden Francisco "Lu Olo" Guterres.

Dengan 75 persen telah dihitung, Ramos-Horta memimpin dengan perolehan 62,09 persen suara. Sementara Lu Olo mendapat 37,91 persen suara.

Baca Juga

Ramos-Horta, 72 tahun, adalah salah seorang tokoh politik terkemuka di Timor Leste dan sebelumnya pernah menjabat sebagai menteri luar negeri, perdana menteri dan presiden negara berpenduduk 1,3 juta jiwa itu pada 2007-2012. Dia adalah salah satu dari dua penerima Hadiah Nobel Perdamaian pada 1996.

Pada pemilihan putaran pertama, dia gagal mengamankan mayoritas suara. Seorang akademisi Australia menghitung bahwa Ramos-Horta hanya memerlukan tambahan 30 ribu suara untuk memenangi putaran kedua pada Selasa.

Usai memberikan suaranya di ibu kota Dili, Ramos-Horta mengatakan dirinya "sangat yakin" akan memenangi pemilihan tapi akan menunggu hasil finalnya. Setelah bertahun-tahun mengalami ketegangan politik di antara partai-partai besar, pemilihan kali ini dipandang luas sebagai hal yang penting untuk stabilitas Timor Leste.

Ramos-Horta telah mengindikasikan dia dapat menggunakan kekuasaannya untuk membubarkan parlemen dan memajukan jadwal pemilu untuk tahun depan.

Presiden pertama Timor Leste, Xanana Gusmao, mendukung Ramos-Horta dalam pilpres itu dan menyebut pemerintah saat ini "tidak sah menurut konstitusi".

Kandidat petahana Lu Olo menolak mengambil sumpah tujuh menteri dari partai politik Gusmao dengan alasan mereka sedang menghadapi penyelidikan hukum, termasuk dugaan korupsi.Presiden berikutnya akan dilantik pada 20 Mei, bertepatan dengan 20 tahun pengakuan Timor Leste sebagai negara merdeka oleh PBB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement