Selasa 27 Sep 2022 00:35 WIB

Menlu Retno dan ICRC Bahas Bantuan untuk Myanmar dan Afghanistan

Menlu Retno dan Presiden ICRC bahas situasi dan bantuan untuk Myanmar dan Afganistan

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
 President International Comitee Of Red Cross (ICRC), Peter Maurer bersama Menlu Retno Marsudi membahas situasi dan bantuan kemanusiaan untuk Myanmar dan Afghanistan
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
President International Comitee Of Red Cross (ICRC), Peter Maurer bersama Menlu Retno Marsudi membahas situasi dan bantuan kemanusiaan untuk Myanmar dan Afghanistan

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Situasi dan bantuan kemanusiaan untuk Myanmar dan Afghanistan menjadi pokok pembahasan pertemuan antara Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dengan Presiden Palang Merah Internasional  (International Committee of the Red Cross/ICRC) Peter Maurer. Keduanya bertemu pada Jumat pekan lalu di sela rangkaian Sidang Majelis Umum ke-77 PBB di New York, Amerika Serikat (AS).

Keduanya membahas mengenai kondisi kemanusiaan di sejumlah negara, antara lain Myanmar, Afghanistan dan Rohingya. "Kondisi masyarakat Rohingya di pengungsian perlu terus mendapatkan perhatian di tengah dunia yang menghadapi banyak krisis," ujar Retno kepada Maurer dalam rilis pers Kemenlu, Senin (26/9/2022).

Retno melanjutkan bahwa situasi Myanmar setelah kudeta, menjadi lebih sulit untuk melakukan repatriasi Rohingya ke Myanmar secara sukarela, aman dan bermartabat. Sementara itu Maurer sepakat bahwa bantuan kemanusiaan ke Myanmar harus mencapai para pihak yang memerlukan tanpa diskriminasi.

Menyoal Afghanistan, Retno menyampaikan prioritas Indonesia untuk rakyat Afghanistan. Salah satunya adalah akses pendidikan bagi perempuan di negara yang kini dipimpin oleh Taliban. Retno juga menjelaskan kepada Maurer tentang kerja sama yang dilakukan bersama dengan Qatar untuk Afghanistan termasuk dialog antar ulama.

Pertemuan Retno dan Maurire juga dilakukan sebagai pertemuan perpisahan. Hal ini dikarenakan Presiden Palang Merah Internasional akan segera mengakhiri masa tugasnya.

"ICRC dan Indonesia banyak melakukan kerja sama, termasuk di negara-negara yang sedang alami krisis kemanusiaan," kata Retno.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement