Sabtu 25 Jun 2022 03:35 WIB

WHO Pertimbangkan Cacar Monyet Sebagai Darurat Global

WHO dinilai terapkan standar ganda dalam menanggapi wabah cacar monyet di negara kaya

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Pengunjung berjalan di lorong Pasar Shilihe yang dikenal sebagai pasar binatang piaraan dan barang-barang antik terbesar di Beijing, China, Sabtu (18/6/2022). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggelar komite darurat untuk mempertimbangkan wabah cacar monyet yang terus menyebar sebagai darurat global.
Foto: ANTARA/M. Irfan Ilmie
Pengunjung berjalan di lorong Pasar Shilihe yang dikenal sebagai pasar binatang piaraan dan barang-barang antik terbesar di Beijing, China, Sabtu (18/6/2022). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggelar komite darurat untuk mempertimbangkan wabah cacar monyet yang terus menyebar sebagai darurat global.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggelar komite darurat untuk mempertimbangkan wabah cacar monyet yang terus menyebar sebagai darurat global. Tapi para pakar mengatakan keputusan WHO untuk bertindak hanya diambil ketika penyakit itu sampai ke negara-negara Barat.

Hal ini memperlihatkan ketimpangan serius antara negara-negara kaya dan miskin selama pandemi virus corona. Bila lembaga kesehatan PBB itu menetapkan cacar monyet sebagai darurat global maka wabah penyakit itu menjadi "peristiwa luar biasa" dan penyakit itu berisiko menyebar ke perbatasan, memungkinkan dunia untuk meresponsnya.

Baca Juga

Maka cacar monyet dapat diperlakukan seperti pandemi Covid-19 dan upaya menghilangkan polio di seluruh dunia. WHO mengatakan tidak akan ada pengumuman mengenai keputusan yang dibuat komite kedaruratan sebelum Jumat (24/6/2022).

Banyak ilmuwan yang ragu langkah mendeklarasikan darurat global dapat membantu menahan penyebaran epidemi. Karena negara maju yang mencatat kasus penyakit itu baru-baru ini bergerak cepat untuk menahan pergerakannya.

Pekan lalu Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menggambarkan epidemi cacar monyet sebagai "tidak biasa dan mengkhawatirkan." Penyakit ini telah teridentifikasi di 40 negara lebih yang sebagian besar di Eropa.

Cacar monyet telah menginfeksi manusia selama puluhan tahun di Afrika tengah dan Barat. Salah satu jenisnya menewaskan 10 persen orang yang terinfeksi. Angka kematian jenis cacar yang teridentifikasi di Eropa dan kawasan lainnya kurang dari 1 persen dan sejauh ini tidak ada laporan kematian di luar Afrika.

"Bila WHO benar-benar khawatir dengan penyebar cacar monyet, mereka dapat menggelar komite darurat bertahun-tahun yang lalu ketika muncul lagi di Nigeria pada tahun 2017 dan tidak ada yang tahu mengapa tiba-tiba kami memiliki ratusan kasus," kata pakar virus asal Nigeria Oyewale Tomori.

"Agak aneh ketika WHO baru memanggil para pakar mereka ketika penyakit muncul di negara-negara orang kulit putih," kata Tomori yang menjabat di beberapa kelompok penasihat WHO.

Sampai bulan lalu cacar monyet tidak menyebabkan wabah wilayah di luar Afrika. Ilmuwan tidak menemukan mutasi dalam virus yang tampaknya menjadi semakin menular.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement