Kamis 24 Jan 2019 15:50 WIB

Tata Kota Cordoba di Masa Kejayaan

Cordoba memiliki sekitar 130 ribu unit rumah tinggal dan 73 perpustakaan besar.

Masjid Cordoba di Spanyol.
Foto: EPA/KHALED ELFIQI
Masjid Cordoba di Spanyol.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Julukan permata dunia dinisbatkan pada Cordoba. Bukan tanpa dasar sebutan itu muncul. Sebab, Cordoba yang berada di wilayah Andalusia (Spanyol) itu sarat keindahan dan kemegahan. Umat Islam memainkan peran penting dalam membangun Cordoba yang mengundang decak kagum itu.

Sebelumnya, keadaan Cordoba tak seelok itu. Kota yang penting, namun tak diurus dengan baik, ujar Ehsaan Masood dalam Ilmuwan Muslim Pelopor di Bidang Sains Modern, yang memberikan gambaran Cordoba sebelum kedatangan Abd al-Rahman, pangeran muda Dinasti Umayyah pada abad ke-8 Masehi.

Abd al-Rahman mengubah kota itu secara drastis. Cordoba tak hanya menjelma sebagai pusat ekonomi, kebudayaan, pendidikan, dan ilmu pengetahuan, tapi juga kota metropolitan yang indah serta tertata rapi. Penataan Cordoba menandai pula puncak kejayaan pemerintahan Abd al-Rahman di dunia Barat.

Kehebatan Kordoba menjadi simbol penting. Dalam History of the Arabs, Philip K Hitti tak ragu menyejajarkan Cordoba dengan dua kota masyhur lainnya di abad pertengahan, yaitu Baghdad, ibu kota pemerintahan Dinasti Abbasiyah dan Konstantinopel. Umat Islam, jelas dia, membangun Cordoba dengan kemampuan terbaiknya.

Terdapat bangunan-bangunan berarsitektur indah, menara-menara tinggi, tembok besar, jalan-jalan yang lebar, kanal kota, juga pusat pendidikan dan ekonomi. Kordoba segera memperoleh popularitas internasional serta membangkitkan pesona dan kekaguman bagi para pengunjungnya.

Philip Hitti mencatat, pada puncak kejayaannya, Kordoba memiliki sekitar 130 ribu unit rumah tinggal, 73 perpustakaan besar, toko buku, masjid, istana, serta 21 kota satelit. Demikian pula bermil-mil jalan mulus yang memudahkan akses transportasi bagi warga dan para pedagang.

sumber : Mozaik Republika
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement