Sabtu 03 Dec 2011 13:00 WIB

Dari Ponpes JH Tulungagung, LIPI Bekali Go Green Guru Se-Indonesia

Acara penanaman pohon dalam kegiatan workhop penulisan karya ilmiah bernuansa 'go green' yang diberikan LIPI.
Foto: Foto-foto: Muhibuddin
Acara penanaman pohon dalam kegiatan workhop penulisan karya ilmiah bernuansa 'go green' yang diberikan LIPI.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) membekali ‘go green’ guru-guru dari berbagai penjuru Tanah Air. Ini dilakukan melalui workshop penulisan karya ilmiah selama tiga hari yang disentralkan di Pondok Pesantren (Ponpes) Jawaahirul Hikmah (JH) asuhan KH Muhammad Zaki di Desa/Kec. Besuki, Kabupaten Tulungagung.

Workshop bernuansa go green itu, Sabtu (2/12), memasuki hari ketiga. Setelah dua hari berturut-turut dibekali materi penulisan karya ilmiah, pada hari terakhir ini para pendidik diajak field trip ke sejumlah lokasi. Di antaranya, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Neyama yang berada di dekat kawasan Pantai Sidem Tulungagung dan sentral kerajinan batu onnyx di kawasan Tulungagung Selatan.

Kegiatan bertajuk Workshop Guru Nasional 2011 yang diprakarsai LIPI ini dibuka Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI, Bambang  Prasetya, Rabu (30/11). Hadir dalam acara pembukaan, pengasuh pesantren JH, KH Muhammad Zaki dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemkab Tulungagung, Bambang Setyo Sukardjono.

Upacara pembukaan dimeriahkan unjuk gelar marching band kebanggaan Ponpes JH yang  kerap pentas di berbagai negara. Usai pembukaan, peserta workshop digiring ke lereng pegunungan kompleks Ponpes JH. Di pegunungan Tulungagung Selatan itu, Bambang Prasetya, KH Mohammad Zaki, Bambang Setyo Sukardjono melakukan penanaman pohon diikuti perwakilan peserta workshop mewakili propinsi masing-masing.

Saat membuka workshop, di hadapan para guru, Bambang Prasetya memaparkan materi seputar Go Green Dalam Perspektif Pendidikan. ‘’Di satu sisi, go green bisa kita wujudkan melalui kegiatan penanaman pohon. Di pihak lain, langkah menuju go green juga kita lakukan dengan mengembangkan teknologi yang tidak menghasilkan CO2 (karbondioksida),’’ papar Bambang Prasetya.

Agus Wiyoto, Ketua Panitia melaporkan, Workshop Guru Nasional 2011 diikuti guru-guru dari berbagai penjuru Indonesia yang berjumlah sekitar 150 orang. ‘’Pada hari pertama, peserta workshop mendapat materi teoritis tentang penulisan karya ilmiah, diskusi kelompok dan dilanjutkan presentasi pada hari kedua. Pada hari ketiga, peserta workshop mengadakan field trip,’’ kata Agus Wiyoto.

Muhibuddin

fahrenlazuar@yahoo.co.id

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement