REPUBLIKA.CO.ID, CAMBRIDGE -- Pelajar Indonesia berhasil lolos ke babak final Cambridge English Best Young Speaker From Asia Competition 2012. Dalam kompetisi yang digelar Cambridge ESOl Examination ini, Cecilia Sherly, harus bersaing dengan pelajar dari Cina, Hong Kong, India, Korea, Jepang, Malaysia, Taiwan dan Vietnam.
"Sherly menyampaikan presentasi tentang keuntungan dan kerugian penyelenggaraan Olimpiade 2012 di London," ujar Atase Pendidikan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Inggris Raya dan Irlandia Utara, Prof T A Fauzi Soelaiman yang ikut mendampingi Siswi Sekolah Harapan Bangsa Kotamodern, Tangerang itu, di University of Cambridge, Kamis (5/7) waktu setempat.
Perjalanan Sherly, untuk bisa ikut berkompetisi di salah satu universitas terbaik di dunia itu tidaklah mudah. Proses seleksi kompetisi ini sudah dimulai sejak Desember 2011 lalu.
Bermula dengan undangan yang disebarkan di sekolah-sekolah yang menggunakan kurikulum Cambridge untuk ikut serta dalam kompetisi tersebut. Masing-masing sekolah akan memilih kandidiatnya lalu ratusan siswa dan siswi yang telah ditunjuk tersebut harus mengikuti seleksi tahap pertama berupa ujian tertulis yang menguji kemampuan bahasa Inggris mereka.
Beberapa proses seleksi lanjutan juga dilakukan hingga akhirnya terpilih sepuluh pelajar terbaik yang berhak mendapatkan First Certificate ESOL. Dari sederet nama para pelajar terbaik itu, Sherly berada pada urutan pertama dan berhak untuk berlaga dengan delapan pelajar terbaik lain dari berbagai negara di University of Cambridge, Inggris.
Babak final yang dilakukan di Robinson College, University of Cambridge, Inggris berlangsung ketat. Masing-masing peserta dari berbagai negara berusaha memberikan kemampuan terbaik mereka. Namun, pada akhirnya juri harus menjatukan pilihan kepada wakil dari India sebagai juara pertama dan mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di London School of Business and Finance, Inggris.
Pemenang kedua direbut oleh wakil dari Vietnam dan dia berhak mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di University of Tasmania, Australia. Sedangkan juara pertama mendapat beasiswa dari London School of Business and Finance, Inggris.
Kali ini wakil Indonesia belum bisa menjadi pemenang setelah pada tahun sebelumnya, Indonesia berhasil menjadi pemenang melalui wakilnya Vernasia Kusumaningrum yang memenangkan beasiswa MBA di Universitas Newcastle, Australia, yang berbasis di Singapura.
Meskipun tidak berhasil menjadi juara, Fauzi mengungkpan bahwa mendapatkan kesempatan untuk bertanding di University of Cambridge ini juga sudah merupakan pengalaman yang luar biasa. Sebagai peserta termuda dalam kompetisi tahun ini, Sherly diharapkan bisa memberikan semangat bagi pelajar-pelajar Indonesia yang lain untuk bisa tampil di kompetisi internasional.
"Pengalaman Sherly ini dapat digunakannya untuk mendaftar ke University of Cambridge," katanya. Pihak universitas telah menyampaikan keheranannya dengan sedikitnya mahasiswa Indonesia yang bersekolah di University of Cambridge. Saat ini hanya 1 mahasiswa S1, 5-10 mahasiswa S2 dan 4 mahasiswa S3 dari Indonesia yang bersekolah di Cambridge. Padahal terdapat beasiswa dari Jardine Foundation bagi siswa yang diterima di University of Cambridge dan University of Oxford untuk tingkat S1.
Sedangkan untuk tingkat S2 dan S3 terdapat Beasiswa Dikti bagi staf universitas, dan Beasiswa Unggulan bagi non staf universitas yang terdapat di Kemdikbud. Dengan demikian, sebenarnya telah terbuka lebar kesempatan bagi semua calon mahasiswa dari Indonesia untuk bersekolah di universitas nomor satu di dunia ini.
Pengirim: Rosyid Hakiim/Ketua PPI London