Selasa 07 Jun 2016 11:55 WIB

Menepis Kesan 'Horor' dari Sebuah Makam

Pemakaman Al Azhar memorial garden.
Foto: Agung Han/Blogger/dokumentasi pribadi
Pemakaman Al Azhar memorial garden.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Agung Han, blogger

Saya lahir dan besar di kampung. Ketika mendengar kalimat pekuburan identik dengan menyeramkan. Pekuburan di daerah saya di Jawa Timur, lazimya tak lepas dari tanaman kamboja dan pohon besar ditengahnya.

Kakak saya dulu sering bercerita, kalau dipohon besar tempat makhluk halus tinggal. Ketika gelap mulai datang, kalau terpaksa melintasi areal pekuburan sekuat tenaga saya akan berlari.

Masa kini jauh berputar. Ketika saya pulang ke kampung berziarah ke makam almarhum ayah, suasana seram masih saja terasa, meski karena perjalanan hidup rasa takut itu kini sirna dengan sendirinya. Pohon besar yang dulu masih saja bertahan, seolah tak tersentuh pergantian zaman. Setiap kali mengunjungi tempat ini, saya tersenyum membayangkan masa kecil dulu.

Saya yakin, nama Al Azhar sudah tak asing dengan warga Jakarta dan sekitarnya. Bermula dari nama Masjid di bilangan Kebayoran Baru Jakarta Selatan, didirikan oleh tokoh ternama Buya Hamka. Kini Masjid Al Azhar ditetapkan sebagai cagar budaya, keberadaannya dilindungi Undang-undang.

Sebagai Yayasan pendidikan, nama Al Azhar melekat dengan image sekolah bagus. Kemudian berkembang dan berkembang, sejauh saya tahu ada Universitas Al Azhar Indonesia, Lembaga Amil Zakat (LAZ), Tour and travel, Al Azhar Memorial Garden.

Blogger's berkesempatan, mengunjungi Al Azhar Memorial Garden di daerah Karawang. Dari Jakarta memakan waktu tempuh 1,5 - 2 jam via Tol Cikampek, dalam kondisi lalu lintas padat. Kalau memakai kendaraan roda empat, dan melewati jalan bebas hambatan bisa keluar pintu Tol Karawang Timur.

Perjalanan kami sampai di tujuan, sekitar pukul 11-an menjejakkan kaki di lokasi Al Azhar Memorial Garden. Areal seluas 25 hektare ini, tepatnya berada di Jalan Peruri, Teluk Jambe Karawang Timur.

Ada hal ini sangat kontras dengan pengalaman masa kecil, dibanding ketika menjejakkan kaki di Al Azhar Memorial Garden. Tak ada pepohonan rimbun menyeramkan, semua tertangkap asri di indera pengihatan. Jalanan halus dipersiapkan khusus, juga terdapat pemisahan blok untuk memudahkan keluarga mencari makam.

Al Azhar Memorial Garden untuk merespons kebutuhan masyarakat, utamanya keluarga besar Al Azhar yang umumnya golongan menengah atas. Mereka kebanyakan public figure, kesulitan mencari tempat pemakaman bagi keluarganya. Namun tak perlu kawatir, masyarakat luas juga bisa memiliki makam di Al Azhar memorial Garden.

Ibu Maya dari Al-Azhar Memorial Garden, menerima kami di kantor marketing. Secara khusus menjelaskan tentang hakikat kematian, dan bagaimana sebaiknya memperlakukan jenazah. Bahwa tak boleh mencampurkan jenazah muslim dan non muslim, selain itu tak sepakat dengan adanya konsep bermewah-mewah untuk pemakaman.

Bu Maya lebih detil lagi, menjelaskan secara spesifik tentang Al Azhar Memorial Garden. Setidaknya ada beberapa syarat yang memenuhi ketentuan pemakaman syariah. Syarat tersebut antara lain, liang lahat panjang 200 cm, lebar 80 cm dengan kedalaman 150 cm, meghadap kiblat, makam sederhana, tidak ada bangunan apapun di atasnya, makam tidak boleh diinjak dan terjaga dari terlangkahi dan diduduki.

Pemakaman syariah juga mewajibkan penataan dan pengurusan dijalankan sesuai syariah, didasarkan atas jual beli dengan prinsip sederhana dan rukun jual beli terpenuhi. Areal pemakaman hanya ditujukan untuk memakamkan dan ziarah saja, tidak terdapat fasilitas lain yang menimbulkan pemborosan dan berlebihan dalam pemakaman

Blogger's diajak menyaksikan secara langsung, tipe-tipe pemakaman yang disediakan oleh Al Azhar Memorial Garden. Tipe Single (1.5 x 3.0 meter) untuk satu orang, Tipe Double (3.5 x 3.9 meter) untuk dua orang, Tipe Family (3.5 x 7.5 meter) untuk empat orang. Layanan kavling Al Azhar Memorial Garden, sudah termasuk perawatan sepanjang masa. Sehingga bagi pemesan tidak lag dipusingkan, terutama dengan biaya perawatan bulanan.

Saya merenung dalam-dalam, memang tak ada yang salah mempersiapkan tempat peristirahatan terakhir. Namun jangan sampai lupa ya kawan, ada tiga hal yang akan kita bawa usai tugas di alam fana. Yaitu Amal Jariyah, Ilmu yang bermanfaat dan Doa anak yang sholeh.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement