Jumat 17 Jun 2016 15:27 WIB

Antara Kereta Api Cepat, Kota Raya Walini dan Firdaus Memorial Park

Asep Irawan Pengelola Taman Wakaf Pemakaman Muslim Firdaus Memorial Park (FMP).
Foto: Sinergi Foundation.
Asep Irawan Pengelola Taman Wakaf Pemakaman Muslim Firdaus Memorial Park (FMP).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Asep Irawan

Direktur WakafPro 99 - Sinergi Foundation, Pengelola Taman Wakaf Pemakaman Muslim Firdaus Memorial Park (FMP)

Kereta Api Cepat, saat tulisan ini dibuat, sedang hangat dibahas media. Perpresnya pun terbilang cepat, ditandatangani Presiden Jokowi. Peraturan Presiden Nomor 107 Tahun 2015 Tentang Percepatan Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Kereta Cepat Antara Jakarta dan Bandung tertanggal 6 Oktober 2015.

Groundbreaking-nya, juga termasuk cepat. Dilakukan kurang dari 3 bulan setelah Perpres ditandatangani, pada 21 Januari 2016 lalu di KM 105 Ciwalini, tol Purbaleunyi (Purwakarta, Bandung, Cileunyi). Konon, dengan kecepatan kereta 200-300 km/jam, perjalanan dari Jakarta menuju Bandung ataupun sebaliknya sepanjang sekitar 150KM bisa ditempuh hanya dalam waktu sekitar 30 menit. Luar biasa. Secepat namanya, cepat pula segala sesuatunya.

Skema pembiayaan proyek kabarnya berasal dari kerjasama business to business (B to B) antara investor Cina dengan konsorsium badan usaha milik negara (BUMN) PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI). Nilai proyek sekitar 5,5 miliar dolar AS dimana 85 persen dibiayai Cina, dengan 75 persen berasal dari pinjamaan Cina Development Bank, 10 persen sisanya dari kumulasi setoran modal Cina Railway International Co Ltd.

Demikian halnya Kota Raya Walini. Ketua Bappeda Jabar ketika itu, Deny Juanda, seperti dikutip laman tempo.co Jumat (6/11/2015) mengatakan bahwa Kota Raya Walini menjadi bagian pembangunan kereta cepat Bandung-Jakarta. Selain sebagai salah satu stasiun perlintasan kereta, Kota Raya Walini akan dikembangkan menjadi kota satelit di bagian barat Bandung Raya. “Disain kota baru itu 10 ribu hektar, itu kira-kira dua kali luas Kota Cimahi. Ada Disneyland, kompleks kantor pemerintahan, sebagian untuk lembaga riset,” kata dia.

Lantas, apa hubungan keduanya dengan Taman Wakaf Pemakaman Muslim Firdaus Memorial Park (FMP)?

Berlokasi di tengah perkebunan teh PTPN VIII Panglejar, Bagian Maswati di desa Ciptagumati, Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Aset Sosial Umat Islam Indonesia ini persis berdampingan dengan megaproyek Kereta Api Cepat Bandung-Jakarta dan Kota Raya Walini.

Jika megaproyek Kereta Api Cepat baru saja proses groundbreaking di tahun 2016, FMP yang mengusung konsep Nyaman, Asri, Ramah Lingkungan dan Sesuai Syariah ini sudah sejak 7 Desember 2013 diluncurkan sebagai bagian dari kawasan terpadu “Firdaus Park”. Sebuah kawasan pemberdayaan masyarakat yang  mencakup: kawasan pertanian, peternakan dan kawasan hijau, juga sentra pendidikan pesantren berbasis masjid. Skema pembiayaannya sendiri berasal dari penggalangan dana wakaf masyarakat peduli, yang berekses pada solusi pemberdayaan masyarakat, serta penyediaan lahan pemakaman bagi kalangan tak berpunya.

Kini, dari target pembebasan lahan seluas 31 hektar, Alhamdulillah, 10,2 hektar diantaranya sudah terbebaskan. Per April 2016, Firdaus Memorial Park sudah dihuni 53 Jenazah. Sebanyak 17 Jenazah di antaranya berasal dari kalangan tak berpunya. Selebihnya, 36 jenazah berasal dari para Wakif (Pewakaf) dan keluarga.

Mohon doa dan dukungannya, agar antara Kereta Api Cepat, Kota Raya Walini, dan Firdaus Memorial Park bisa bersinergi, untuk sebuah harapan. Kota masa depan yang beradab. Bukan kota tanpa adab. Amiin.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement