Rabu 25 Jan 2017 18:13 WIB

Mengarahkan Energi Umat

Relawan membagikan makanan gratis kepada para peserta sebagai bentum dukungan terhadap aksi Super Damai 212 di kawasan silang Monas, Jakarta,Jumat (2/12).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Relawan membagikan makanan gratis kepada para peserta sebagai bentum dukungan terhadap aksi Super Damai 212 di kawasan silang Monas, Jakarta,Jumat (2/12).

REPUBLIKA.CO.ID, -- Pascaaksi 411 dan 212 yang menunjukkan besarnya energi perjuangan dan persatuan umat Islam, kini umat Islam kembali dihadapkan pada tantangan serius. Pasalnyya, aroma kriminalisasi ulama dan ormas Islam terasa begitu kental akhir-akhir ini.

Di Sintang, Kalimantan Barat, KH Teuku Zulkarnaen, wakil ketua MUI Pusat, yang memenuhi undangan resmi Bupati Sintang tiba-tiba 'disambut' oleh sekelompok orang yang mengacung-acungkan senjata tradisional di apron Bandara Sintang. KH Habib Rizieq Shihab dan pimpinan FPI lainnya pun terus dicari-cari kesalahannya, dari penistaan lambang negara hingga konflik dengan GMBI.

Provokasi semacam ini dapat menimbulkan konflik sosial di tubuh umat. Energi perjuangan umat yang begitu besar akhirnya tersalurkan hanya untuk melayani provokasi.

Menghadapi hal ini, kaum Muslimin seharusnya mampu mengarahkan energinya untuk memperjuangkan persatuan pemikiran, perasaan, dan peraturan yang sesuai dengan akidah Islam. Sebab, hanya dengan persatuan inilah kemuliaan ulama akan terjaga, Alquran pun tak akan mudah ternistakan, umat Muslim pun tak akan lagi terprovokasi.

Egia Astuti Mardani

Gg Srikaloka CT VII no.3

Sleman, Yogyakarta

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement