REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Prof Dr Ir Samsul Rizal MEng mengunjungi Kedutaan Besar Australia di Patra Kuningan Jakarta beberapa waktu lalu.
Samsul mengatakan, kunjungan dalam rangka penandatanganan nota kesepahaman (MoU) oleh Rektor Unsyiah, Rektor Universitas Indonesia, atas nama Rektor Universitas Udayana, Pro Vice-Chancellor University of South Australia (Unisa), dan The Association of Siamese Architects under Royal Patronage Dr Thana Chiripiwat.
“MoU atau kerja sama ini berkenaan dengan bidang vernacular architecture (arsitektur vernakular) melalui Vernacular Knowledge Research Group (VKRG),” kata Samsul dalam keterangan tertulis.
Menurutnya, MoU akan dilanjutkan dengan study tour dari mahasiswa Australia, Thailand, dan beberapa orang dosen dari Australia serta Finlandia ke Kota Banda Aceh. Dipilihnya kerja sama di bidang arsitektur vernakular disebabkan pihak Australia memang tertarik untuk melestarikan arsitektur tradisional atau arsitektur lokal.
“Sebagai kegiatan awal kerja sama ini akan diadakan study tour mengenal budaya Aceh, khususnya rumoh Aceh pada 8 juli 2017 dengan melibatkan 25 mahasiswa dari Australia, empat mahasiswa dari Thailand, enam dosen dari Australia, tiga dosen dari Thailand, dan satu dosen dari Finlandia,” sebutnya.
Sebagaimana diketahui, arsitektur vernakular adalah suatu karya arsitektur yang tumbuh dari arsitektur rakyat dengan beragam tradisi dan mengoptimalkan atau memanfaatkan potensi-potensi lokal.
“Arsitektur tradisional sangat erat kaitannya dengan tradisi, tatanan kehidupan masyarakat, budaya, wawasan masyarakat, serta prilaku masyarakat dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya.
Kunjungan Rektor Unsyiah tersebut didampingi oleh Dekan Fakultas Teknik Unsyiah Dr Ir Mirza Irwansyah MBA MLA, Dr Ir Izziah MSc, Cut Dewi MT MSc, dan Erna Meutia MT.