Jumat 06 Oct 2017 17:08 WIB

Matangkan Gelaran Porseni, IGTKI Gelar Semiloka Nasional

Siswa PAUD mewarnai gambar dengan media batik di Desa Gedangsari, Desa Tegalrejo, Kec. Gedangsari, Kab. Gunungkidul, DI Yogyakarta, Rabu (30/8).
Foto: Republika/ Yogi Ardhi
Siswa PAUD mewarnai gambar dengan media batik di Desa Gedangsari, Desa Tegalrejo, Kec. Gedangsari, Kab. Gunungkidul, DI Yogyakarta, Rabu (30/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) menggelar Semiloka Nasional. Kegiatan berlangsung selama empat hari mulai 5 Oktober hingga 8 Oktober 2017 di Hotel Millenium, Jakarta.

Kegiatan yang dihadiri 504 orang guru Taman Kanak-Kanak seluruh Indonesia ini mengusung tema "Membangkitkan Etos Kerja Guru dan Kesadaran Kolektif IGTKI untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan dan Pemantapan Porseni Nasional IX Tahun 2018".

Ketua Umum PP IGTKI-PGRI, Farida Yusuf Mpd mengatakan, kehadiran para guru-guru ini untuk memantapkan standar masing-masing perlombaan yang akan diberlangsungkan pada Porseni Nasional tahun 2018 mendatang.

"Karena masing-masing daerah berbeda-beda perkembanganya. Di Jawa Timur dan Jawa Tengah misalnya, mereka sudah selesai tahap seleksi hingga tingkat provinsi. Tapi masih ada beberapa daerah lainnya yang belum," kata Farida Yusuf dalam keterangan tertulis, Jumat (6/10).

Dalam semiloka ini, 12 cabang pertandingan yang akan dilangsungkan dalam Porseni akan ditentukan standardisasinya. Sehingga nantinya setiap daerah akan memiliki standar yang sama dalam penilaian.

"Ada 12 lomba yang dipertandingkan nanti. Ada Mencipta Lagu Anak, Bermain Sambil Bernyanyi, Senam Irama, Guru Bercerita dan Mencipta Lagu Anak," kata dia.

Dirjen PAUD dan Dikmas Kemendikbud Harris Iskandar menyambut baik kegiatan ini. Ia mengatakan, kegiatan ini merupakan ajang bagi peningkatan kompetensi guru-guru TK dan PAUD di seluruh tanah air.

"Kegiatan ini dapat meningkatkan kompetensi guru serta etos kerja yang sangat baik. Karena hal ini menjadi bagian dari pengembangan karakter guru-guru," kata Harris.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement