REPUBLIKA.CO.ID, ZAGREB, KROASIA -- Berangkat dari banyaknya kondisi danau di Indonesia yang mengkhawatirkan, 100 konsultan dari Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (Inkindo) melalukan studi pengelolaan Danau Plitvice di Kota Plitvice, Kroasia, Senin (16/10) waktu setempat.
Negara pecahan Yugoslavia itu dinilai sukses mengelola Taman Nasional Plitvice sebagai tempat wisata kelas dunia yang berhasil mendatangkan wisatawan sebanyak 1,6 juta hingga Oktober 2017 ini.
Wakil Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan DPP Inkindo DKI sebagai Ketua Rombongan mengatakan, studi ini merupakan wujud peran swasta guna memberi masukan kepada pemerintah dan pemangku kepentingan guna meningkatkan pengelolaan danau di Indonesia.
Ia mengatakan saat ini Indonesia tengah mengalami krisis pengelolaan danau yang mengkhawatirkan. Banyak danau indah yang kini menurun kualitasnya, termasuk Danau Toba, Singkarak, Maninjau dan Tondano. Yang terparah kerusakannya adalah Danau Limboto di Gorontalo yang kini mengalami pendangkalan, penyusutan area permukaan dan serangan gulma yang amat parah.
“Kami ingin memberi masukan kepada para stakeholder danau guna menghadapi konferensi danau dunia yang akan diselenggarakan di Jepang tahun depan,” ujar Sudjarwo Marsoem dalam keterangan tertulis, Kamis (19/10).
Studi wisata ke Kroasia ini merupakan bagian dari studi tiga danau di Eropa Timur yang dilakukan DPP Inkindo DKI Jakarta. Setelah Plitvice di Kroasia, danau yang akan dikunjungi adalah danau Bled di Slovenia dan danau Haalstatt di Austria. Berangkat dari Jakarta, hari Minggu, 15 Okt 2017, studi wisata ini berlangsung selama 7 hari hingga tanggal 23 Oktober 2017.
Ketua DPP Inkindo DKI Jakarta, Peter Frans menegaskan, kunjungan ini sangat penting artinya sebagai kontribusi dari para konsultan kepada para stakeholder danau di Indonesia. Wacana baru tentang pengelolaan danau diperlukan karena tahun depan Indonesia akan menjadi salah satu peserta penting dalam konferensi danau dunia (World Lake Conference) yang akan digelar di Perfektur Ibaraki, Jepang. Tahun lalu, Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan serupa, yaitu The 16th World Lake Conference yang digelar di Bali, November 2016.
“Kami ingin danau-danau di Indonesia bisa dikelola profesional sebagaimana di Eropa, dan ini adalah bentuk kongkrit kontribusi Inkindo kepada publik,” katanya.
Persoalan ini juga menjadi perhatian duta besar Indonesia untuk Kroasia, Komjen (Purn) Sjachroedin Zainal Pagaralam. Pada pertemuan dengan para peserta studi danau DPP Inkindo DKI di Plitvice, ia menyampaikan harapan besar agar aktifitas ini dapat menyumbangkan masukan yang bermanfaat bagi stakeholder danau di Indonesia.
“Di sini danau dikelola secara serius oleh pemerintah Kroasia, mereka sangat ketat menjaga kelestarian asetnya,” katanya.
Menurut Sjachroedin, di Plitvice tidak boleh ada orang membuang batu, puntung rokok, dan benda asing lainnya, sehingga danau itu sangat bersih, alami, dan terjaga. Di tempat itu juga tidak dibiarkan ada eksploitasi alam seperti memancing dan berburu sehingga pengunjung dapat menyaksikan ikan-ikan, burung, dan angsa liar.
Sjachruddin sangat berterima kasih kepada tim studi banding Inkindo yang secara sukarela membiayai diri untuk melakukan studi ini.
“Ini untuk pertama kalinya. Sebelum ini saya belum menemukan pihak swasta peduli dengan kelangsungan danau kita dan melakukan studi banding ke sini (Kroasia). Sekarang saatnya semua elemen bersinergi membangun bangsa dalam segala bidang,” katanya.