Kini, entah sampai nanti,
Sadumuk bathuk sanyari bumi tiada relevan lagi|
Bathuk siapa yang masih asli?
Bumi mana yang akan kugadaikan nyawaku sampai mati?
Aih aih . .
Alih-alih pertahankan negeri sampai mati,
Sedangkan aset-aset yang di dalamnya kau jual murah sekali.
Boro-boro berjuang sampai titik darah penghabisan,
Sedangkan kekayaan alamnya kau sedot tanpa perhitungan
Pohon-pohon untuk gentong penyimpan air, kau tebang-tebang!
Pohon-pohon untuk berteduh, sumber oksigen, pendingin alami, engkau roboh-robohkan!
Sungai-sungai untuk sumber air, mandi, nyuci, engkau penuhi sampah busuk nan membusukkan!
saluran-saluran air untuk jalan-jalan air bagi kehidupan, engkau timbun-timbun untuk pemukiman!
Surga itu mengalir di bawahnya sungai-sungai, indah!
Dindingnya pualam, adem!
Lantainya emas, berhias keindahan!
Tapi, aku tidak melihat surga-surga itu di sini.
Bumiku bengkah,
Jembatanku amblong,
Wadukku amblas,
Keseimbangan telah rusak di mana-mana
Hujan lalu banjir, jangan salahkan Tuhan jangan pula salahkan hujan!
Sampah, bau, penyakit bertebaran, bukan salah Tuhan!
Panas, gersang, pengab, jangan salahkan Dia.
Bumiku,
Aku tidak ingin menambah-nambah bengkah ambles dan ambrolmu.
Aku akan belajar dari Buku
Untuk tidak selalu salahkan Tuhanmu
Yayah ( @YayahManisz )
Jakarta, 22 April 2012
Selamat Hari Bumi