Hijau surgawi
rimbun belukar perdu ilalang menyelimuti bumi kecilku
Di paviliun Jakarta hirup udara kehidupan
Segar semilir angin sutra menyapa
yang duduk, berdoa, berjalan, bekerja
Tiap jengkal tanah kehidupan tawarkan keheningan hikmat bermartabat
Sekali dua bergoyang tertiup bayu pembawa amanat surga
Surga itu dulu
sepuluh tahun lalu
Sebelum hijau kami pergi terkalahkan beton besi tak bernurani
Bersih itu dulu
sepuluh tahun lalu
Sebelum belalang kupu-kupu burung prenjak kehilangan rumah-rumah mereka yang asri
Sehat itu dulu
sepuluh tahun lalu
Sebelum dinas tata kota meneken berdirinya pusat-pusat perbelanjaan atas nama pembangunan
Sebelum bangunan-bangunan ber-IMB mengalihfungsikan daerah serapan air hujan,
Sebelum penguasa dan penguasa berselingkuh main mata, mata mata mata duitan
Atas nama pembangunan - yang entah definisi siapa
Bumiku gundul menanggung beban peradaban
Bumiku pelontos menahan terik angin dan hujan.
Oooohhh, Hijau segar bersih sehat kami kini tinggal kenangan untuk kami rindukan!
Yayah ( @YayahManisz )
Depok, 25 Maret 2012
Untuk Indonesia yang lebih baik