Di atas goresan onak
Nurani ini pecah menghambur jua
Berserakan, di antara kaki-kaki tumbang
Lecet mengelupas seperti balkon gaza
Serangan mentari pagi hitam
Bagaikan lesatan dendam buncah
Dalam duka lara yang kolot resah
Restu yang menerbangkan jiwa kicilnya
Apakah tak berharga untukmu?
Permata kecil merintih pilu
Kau lemparkan jauh-jauh permata itu
Dari matan sepi tangis hantu
Hati yang menghulubalang dalam pilu
Dimana cahaya bulan lenyap hilang
Bahkan Gajak ayom lindungi alam
Tak terpahat dalam mata
Menyulut khilaf diri dalam geram
Dengan nurani koyak pecah
Dan sinar pagi tak kan hakimi kami
Karena hari, tergenggam diri
Terjun bawa asa dalam perih
Tuk usung solid kecaman kami
Untuk sang bunda yang tergilas izin
Terbuai permata kecil dalam tangis
Yang hilang ditelan sunyi sepi dalam balutan kasih
Terpupus habis oleh kata tidak yang kau ucap lewar jamari
Hingga sang pelita kecil meredup dan meredup dalam sepi
Tinggalkan onak yang menggerogoti jiwa dan hati dalam tangis
Tangerang, 3 Oktober 2012
Sebuah persembahan untuk omih buruh yang tak dapat izin hingga pelita kecilnya tersenyum di Surga.
Twitter: @Jaenal_MPI
Penulis kisah “Proyek Tanda Tanya” dalam buku kumpulan “Kisah Indah Saat Sekolah (KISS)”