Rabu 03 Oct 2012 12:47 WIB

Pelita Kecil yang Hilang, Sebuah Puisi Buruh

Ratusan buruh Tangerang berkendara sepeda motor saat aksi mogok nasional di jalan raya Serpong, Tangerang, Banten, Rabu (3/10).
Foto: Lucky.R/Antara
Ratusan buruh Tangerang berkendara sepeda motor saat aksi mogok nasional di jalan raya Serpong, Tangerang, Banten, Rabu (3/10).

PELITA KECIL YANG HILANG

Di atas goresan onak

Nurani ini pecah menghambur jua

Berserakan, di antara kaki-kaki tumbang

Lecet mengelupas seperti balkon gaza

Serangan mentari pagi hitam

Bagaikan lesatan dendam buncah

Dalam duka lara yang kolot resah 

Restu yang menerbangkan jiwa kicilnya

Apakah tak berharga untukmu?

Permata kecil merintih pilu

Kau lemparkan jauh-jauh permata itu

Dari matan sepi tangis hantu

Hati yang menghulubalang dalam pilu

Dimana cahaya bulan lenyap hilang

Bahkan Gajak ayom lindungi alam

Tak terpahat dalam mata

Menyulut khilaf diri dalam geram

Dengan nurani koyak pecah

Dan sinar pagi tak kan hakimi kami

Karena hari, tergenggam diri

Terjun bawa asa dalam perih

Tuk usung solid kecaman kami

Untuk sang bunda yang tergilas izin

Terbuai permata kecil dalam tangis

Yang hilang ditelan sunyi sepi dalam balutan kasih

Terpupus habis oleh kata tidak yang kau ucap lewar jamari

Hingga sang pelita kecil meredup dan meredup dalam sepi

Tinggalkan onak yang menggerogoti jiwa dan hati dalam tangis

Tangerang, 3 Oktober 2012

Sebuah persembahan untuk omih buruh yang tak dapat izin hingga pelita kecilnya tersenyum di Surga.

Jalalludin Zain

Twitter: @Jaenal_MPI

Penulis kisah “Proyek Tanda Tanya” dalam buku kumpulan “Kisah Indah Saat Sekolah (KISS)”

Jl. Perhutani Rt 05 Rw 01 Dk. Beber Desa Cigadung Banjarharjo, Brebes, Jawa Tengah

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement