REPUBLIKA.CO.ID, : Oleh Parni Hadi (Pendiri Dompet Dhuafa)
Banjir merendam apa saja,
rumah, kantor, toko dan restoran,
kuburan juga.
Berdiri di samping makam terendam,
terbayang jika jasad di dalam
bisa merasa seperti yang masih hidup,
betapa dingin direndam
siang dan malam,
sendirian,
bayah kuyup.
Hujan belum jua berhenti sampai malam ini,
air terus meninggi.
Akh, kaum dhuafa,
hidup di rumah reyot kedinginan,
mati pun dikubur di kerendahan.
Salaamun, qaulam mir Rabbir Rahiim,
Salam dari Tuhan Yang Maha Penyayang.
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement