Ahad 12 Oct 2014 13:51 WIB

Lurus dan Indah

Red: Maman Sudiaman
Harri Ash Shiddiqie
Foto: dokpri
Harri Ash Shiddiqie

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh : Harri Ash Shiddiqie

Sitok Srengenge mendapat kesulitan, penyair itu menjadi tersangka (Republika, 7/10).

Bagi politikus yang memang siap jatuh bangun,  lalu tindakan politiknya dianggap salah  dan kemudian berurusan dengan polisi, itu wajar.  Apalagi politikus yang telah kenyang mengantongi uang korupsi.  Apa yang biasa bagi politikus, tidak biasa bagi selebriti panggung yang  berada di antara pujian dan uang.  Berurusan dengan polisi bisa menjadi beban, selain waktu yang tersita dan menjadi bahan pembicaraan, itu menurunkan reputasi. Bagi seniman yang karya senimannya  jauh dari hingar bingar karcis dan royalti. Urusan dengan polisi menjadi urusan berat.

Seniman adalah orang-orang yang sarat kreativitas tentang keindahan. Keindahan sedemikian bisa saja hanya menurut ukuran hati mereka dan hanya untuk diri mereka, untuk kepuasan pribadi. Keindahan yang tidak memberi inspirasi  agar masyarakat berubah menjadi lebih baik. Ada juga seniman yang melalui karyanya berusaha mengajak berpikir, mengajak berbuat dan berkorban untuk memperbaiki kehidupan. Penyair  W.S. Rendra (Alm), adalah salahkrea satu seniman yang dikenal vokal mengkritik pemerintah, ia ingin kehidupan lebih baik, sajak-sajaknya tentang korupsi memanaskan telinga penguasa. Di zaman orde baru ia sulit manggung.

                                                               ***

Manusia  sering tergelincir, anugerah keindahan tak jarang dimanfaatkan untuk hal yang buruk, yang tidak indah.  Untuk memperoleh penghargaan dan pujian, seniman membuat patung atau gambar wanita berdada telanjang. Bungkusnya : kreativitas seni.

Anugerah keindahan yang seharusnya menuntun manusia bersungkur dan bersujud kepada Allah,  berbelok ingkar kepada Allah.  Bukan hanya anugerah keindahan,  setan membelokkan anugerah apa saja dan dari arah mana saja. Dari depan atau belakang, dari kiri dan kanan, di urusan seni sampai urusan jamaah haji. 

Lihat bangsa Romawi, mereka diberi anugerah fisik yang kuat dan hebat, tetapi berbelok menikmati kenyamanan (hedonisme) belaka.  Mereka memuja kekuatan, keindahan tubuh, kehebatan dan nafsu dunia belaka. Pemujaan kekuatan membuat diadakannya adu manusia dengan binatang atau adu dua manusia yang saling bunuh. Gladiator menjadi artis yang dipuja-puja.

Juga Bani Israel,  adalah kaum yang sedemikian banyak diberi nikmat oleh Allah. Banyak orang hebat yang lahir di kalangan mereka, dan banyak nabi yang diangkat di antara mereka. Tapi setan membelokkan sehingga mereka merasa di istimewakan Allah. Bani Israel menjadi sombong,  mereka berkata nantinya mereka di neraka hanya beberapa hari saja (QS. 2:80).

Seorang ibu yang baik adalah seorang ibu yang mendidik, bukan berarti tidak pernah menghardik. Ketika putranya berbuat kesalahan, pertama kali diperingatkan, tetapi untuk kesekian kalinya di kesalahan yang sama, ibu yang baik akan memberi hukuman.

                                                                 ***

Seniman hakiki adalah seniman yang mencintai keindahan, merawat serta bersyukur dengan keindahan yang telah dianugerahkan Allah. Keindahan bisa berarti  hati dan pikiran, sikap dan tindakan yang  benar, baik,  bagus, sesuai dengan syariat. Itulah keindahan yang dikehendaki Allah. Seorang muslim pasti berusaha kesana, hidup yang lurus, indah,  di tengah  gelombang ujian selalu hadir di tengah kekayaan, kemasyhuran  dan jabatan.  Atau seorang muslim yang sedang dirundung, miskin, gagal bahkan kesakitan.

Semoga orang Muslim yang lurus dan indah itu adalah kita. Amin

Dari tokoh ramai dibicarakan ini, siapa kamu jagokan sebagai calon gubernur DKI Jakarta 2024

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَسِيْقَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِلٰى جَهَنَّمَ زُمَرًا ۗحَتّٰىٓ اِذَا جَاۤءُوْهَا فُتِحَتْ اَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَآ اَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِّنْكُمْ يَتْلُوْنَ عَلَيْكُمْ اٰيٰتِ رَبِّكُمْ وَيُنْذِرُوْنَكُمْ لِقَاۤءَ يَوْمِكُمْ هٰذَا ۗقَالُوْا بَلٰى وَلٰكِنْ حَقَّتْ كَلِمَةُ الْعَذَابِ عَلَى الْكٰفِرِيْنَ
Orang-orang yang kafir digiring ke neraka Jahanam secara berombongan. Sehingga apabila mereka sampai kepadanya (neraka) pintu-pintunya dibukakan dan penjaga-penjaga berkata kepada mereka, “Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul dari kalangan kamu yang membacakan ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan (dengan) harimu ini?” Mereka menjawab, “Benar, ada,” tetapi ketetapan azab pasti berlaku terhadap orang-orang kafir.

(QS. Az-Zumar ayat 71)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement