Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk mendekati 238 juta jiwa (BPS) pada tahun 2010 merupakan potensi pasar yang besar jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Singapura yang hanya sekitar 5 juta jiwa pada periode yang sama.
Tidak hanya kuat dari sisi pangsa pasar, Indonesia pada tahun 2008 juga mampu melewati krisis global dan tampil sebagai negara yang tetap mampu menjaga ritme pertumbuhannya dibandingkan negara-negara maju lainnya, dimana pertumbuhan ekonomi Indonesia (6,1%) jauh di atas Italia (-0,7%), Denmark (-0,6%), Jepang (-0,4%), Kanada (0,6%), Inggris (0,7%), Singapura (1,2%), Amerika Serikat (1,3%), Jerman (1,7%), Hongkong (2,8%), Israel (3,9%), Korea Selatan (4,3%), Malaysia (5,1%), Brazil (5,2 %), dan Russia (6%) (CIA World Factbook, 2008).
Tidak salah jika banyak pihak yang telah menyetarakan Indonesia dengan negara BRIC dan berpotensi sebagai kekuatan ekonomi baru pada tahun 2050 yang akan datang. Sebagai negara berkembang, posisi Indonesia mengalami kemajuan berarti baik dari sisi ekonomi maupun perkembangan sektor komunikasi dan informatika. Jika kita lihat perkembangan pengguna internet di Indonesia jumlahnya sudah mencapai 45 juta (Kominfo), dimana jumlah tersebut baik dari pengakses internet dikomputer maupun dari ponsel.
Tidak hanya itu, jumlah pengguna ponsel di tanah air pun telah mencapai 170 juta pengguna, dimana 85 juta di antaranya diyakini sudah mempunyai kemampuan untuk mengakses internet. Hal ini berarti akses untuk masuk kedunia maya akan sangat mudah dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Sejalan dengan ungkapan Dirjen Postel, "Indonesia sendiri menargetkan separuh penduduknya sudah memiliki akses internet pada 2015 nanti sesuai dengan misi World Summit on the Information Society (WSIS). Jadi kalau ada 240 juta penduduk Indonesia, maka kita menargetkan 120 juta di antaranya sudah mengakses internet” (detiknet.com).
Sejalan dengan itu perkembangan social media di Indonesia juga patut untuk dicermati dimana terdapat 34 juta pengguna Facebook yang merupakan pengguna terbesar ke-2 di dunia dan 6 juta pengguna Twitter di Indonesia (candytech).
Tentu perkembangan social media yang begitu pesat merubah peta bisnis dan pakem yang selama ini terjadi, dimana strategi bisnis saat ini lebih kearah individual campaign berbiaya murah dengan berbagai manfaat, di antaranya :
1. Connecting to your customer.
2. Personal campaign.
3. Available everywhere.
4. Co-creation, etc.
Tidak terkecuali industri perbankan, kemajuan social media ini juga dimanfaat sebagai media informasi dan komunikasi dan memasarkan berbagai produk perbankan bahkan berbagai promo yang ditawarkan. Lebih dari sekedar media promosi, keberadaan social media diharapkan mampu memberikan pengalaman lebih dan strategi bisnis yang baru bagi bank.
Jika melihat gambar di atas, adanya suatu kesamaan peran baik bank maupun social media. Melihat dari definisinya, menurut Undang-Undang RI Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, “Bank dapat diartikan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak”. Sedangkan social media dapat diartikan : media for social interaction, using highly accessible and scalable communication techniques (wikipedia).
Jika kita perhatikan, ada kata-kata menarik yang terdapat pada definisi bank tersebut, yakni : “menghimpun dan menyalurkan”. Intermediaris, istilah yang digunakan sebagai fungsi sebuah bank yakni sebagai lembaga penghubung atau perantara antara pihak surplus (kelebihan dana) dengan pihak defisit (kekurangan dana).
Jika sedikit bermain dengan konsep social media ini, maka berbagai keuntungan yang akan diperoleh suatu Bank antara lain:
1. Value driven
Strategi marketing yang saat ini berkembang adalah yang mampu memberikan suatu pengalaman dan keaktifan customer untuk turut serta ikut terlibat di dalam perusahaan untuk menciptakan berbagai inovasi (co-cretaion). Customer = Employee, media social memberikan peluang customer untuk memberi gagasan, penolakan, saran, dan lain sebagainya dalam penciptaan suatu ide, sehingga sesuatu yang dibuat secara customize tentu tidak akan ada lagi alasan penolakannya.
2. Reduce business risk
Kredit merupakan ruh sebuah perbankan, tapi kadang kala risiko yang timbul menjadi pertimbangan didalam menyalurkan sebuah kredit. Salah satunya risiko bisnis, merupakan risiko yang timbul sebagai akibat aktivitas bisnis, salah satu contoh diakibatkan oleh menurunnya penjualan sehingga berkurangnya kemampuan nasabah untuk membayar kepada bank yang berakibat kepada peningkatan NPL bank tersebut. Bisakah konsep Facebook diterapkan di website sebuah bank ? bisa, dengan memiliki account tersendiri, usaha nasabah dapat diakses oleh nasabah lainnya yang mungkin potensial menjadi pembeli dan bank juga di untungkan oleh transaksi yang memalui bank tersebut, sehingga risiko penurunan penjualan paling tidak sedikit berkurang.
3. Branchless
Konsep perbankan dimasa yang akan datang. Kenapa harus keluar rumah jika semua transaksi dapat dilakukan di HP atau komputer anda ? Coba kita lihat www.lendingclub.com dengan saling terintegrasi, nasabah bisa langsung meminjam atau meminjamkan uangnya dengan fasilitas bank secara realtime tanpa harus kecabang.
Keseluruhan hal diatas sebagian kecil telah dimulai, dengan sedikit memodifikasi dan meniru konsep Facebook, bukan hal yang mustahil setiap nasabah bank memiliki account seperti halnya facebook, bisa memilih investasi secara realtime dan melihat portofolionya serta bagi nasabah peminjam memiliki etalase virtual yang dapat memasarkan produk kesesama nasabah bank tersebut. Bagi bank, operational cost jauh berkurang sehingga bunga bagi peminjampun jauh lebih rendah.
Di sini lah peran bank dan social media tidak dapat dipisahkan lagi, menjadi lembaga intermediasi, bukan hanya jembatan bagi pihak surplus atau defisit tetapi juga jembatan antara pembeli dan penjual.
Hendra Pramudya S.E, M.M
Konsultan
Jl. Taman Malaka Selatan III Blok B 6 No. 4 RT 008/009, Malaka Sari, Duren Sawit, Jaktim
pramudya.hendra@gmail.com
__________________________________
Kirimkan artikel Anda ke: kirimanpembaca@rol.republika.co.id. Artikel disertai identitas jelas penulis. Redaksi berhak tidak menayangkan kiriman tulisan berdasarkan penilaian redaksi