Selasa 13 Nov 2012 15:08 WIB

Munajat dan Hidayah Kala Hujan Turun

Hujan, ilustrasi
Hujan, ilustrasi

 

Malam hujan di pertigaan malam, waktu yang tepat buat bermunajat pada Rabb. Ia berkata, ketika hujan artinya Tuhan sedang menurunkan nikmat ke bumi. Maka berdoalah pada saat itu, karena ia merupakan waktu yang makbul untuk berdoa. Dan bila hujan di pertigaan malam, maka waktu yang sangat baik buat bercerita pada Allah tentangnya, tentang kami dan keridhoan Allah yang menjadi tujuan.

Orang yang paling kami sayangi dan cintai dalam hidup kami. Ketika hanya melihat atau mendengar nama dirinya, tersenyum dalam diam yang panjang, sambil berulang-ulang menyebut namanya dalam senyuman. Ia telah membuat kami dan orang yang paling kami cintai, terpesona dengan akhlak dan bagaimana caranya ia selalu memasukkan Allah dalam setiap kerjanya.

Berbicaralah sejenak saja pada dirinya, maka Anda mengetahui bagaimana mempesonanya akalnya dan pemahamannya, serta bagaimana kerja-kerjanya yang selalu ada Allah di dalamnya. Kita seperti terhipnotis berinteraksi dengannya.

Ia selalu mengatakan pada kami, sewaktu Rasul berdakwah dahulu, orang kafir Makkah selalu mengatakan Rasul itu penyihir. Hal ini karena ketika orang-orang mendengar apa yg dikatakan Rasul, mereka seperti terhipnotis dan menjadi pendukung lalu masuk dalam barisan kaum muslimin.

Itu sebabnya, ketika Rasul berbicara, pamannya Abu Lahab selalu mengikuti dari belakang sambil membuat keributan agar apa yg disampaikan Rasul tersebut jangan sampai terdengar dan tercerna oleh orang-orang Quraisy. Karena jika sampai terdengar, mereka akan serta merta menjadi pengikut Rasulullah...

Ia bertanya pada kami, tahukah mengapa? Karena apa yang dikatakan Rasul tidak tertolak oleh fitrah akalnya manusia, karena ia sendiri datang dari Tuhan Pencipta akal tersebut.

Ketika Rasul mengatakan, "Mengapa menyembah Tuhan yang kalian buat dari tangan kalian sendiri, yang tidak bisa mendatangkan bahaya atau manfaat pada kalian?" Kata-kata tersebut menyentuh akal dari manusia-manusia yang akalnya masih hidup...

Baiknya budi pekerti Rasul, menjadi pemikat untuk pelembut hati mereka yang berinteraksi dengan Rasul hingga terbukalah hati itu untuk hidayah. Ia mengatakan bahwa setiap muslim harus memiliki kemampuan narasi yang kuat, yang menyentuh dan diterima serta tidak tertolak oleh fitrah akalnya manusia dan budi pekerti atau perbuatan, yang menjadi saksi dan bukti bahwa ia melakukan apa yg ia katakan atau seru pada orang-orang.

Itulah dirinya. Begitu terpesona hati dan akal kami padanya dan kepada Allah semua rasa syukur ini tertuju..

Rabb jadikan hamba pendamping dunia dan akhiratnya, Allahumma Amin.. 

Riri Isthafa Najmi

Mahasiswa FKIP Bahasa Inggris UNSYIAH

LITBANG dan PENGMAS "FUAS" Aceh Selatan periode 2010/2012

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement