Sabtu 16 Mar 2013 10:58 WIB

Mabuk Daratan, Lupa Lautan

Red: M Irwan Ariefyanto
Singapura
Singapura

REPUBLIKA.CO.ID,Oleh : Hapsari Kusumaningdyah

“Sekali-kali mundurlah. Biarlah yang agak sombong, yang tak bisa mundur itu cuma pesawat “ ujar Seniman Sujiwo Tejo dalam bukunya Republic Jancukers. Bait singkat dari Sang Dalang Edan ini mengingatkan saya akan pentingnya sekali-kali kita mengingat sejarah sedikit menengok ke belakang, mencari tahu sekelumit kebijaksanaan masa lampau yang membentuk manusia Indonesia kini.

Mungkin apabila sedikit agak “mundur”, masyarakat Indonesia khususnya warga Jakarta akan berbangga dengan kondisi Jakarta abad ke 18 yang lebih moncer dari Singapura abad kini. Dicatatkan dalam sejarah abad ke 18 para kolonial yang pernah singgah, memuja kota Batavia yang sekarang menjadi Jakarta. James Cook seorang pelaut Inggris bahkan pernah menyatakan bahwa Batavia benar-benar Queen of the East alias Ratu dari Timur, saat singgah di tahun 1770.

Kota yang mendapat Julukan  “Ratu dari Timur” ini bahkan jauh lebih gemerlap dari Tumasek, yang menjadi cikal bakal Singapura. Terlepas dari sejarah hitam pembangunan kota lewat tangan JP Coen, kini julukan  Ratu tinggal kenangan , siapa yang tahu kalau dahulu Jakarta adalah Sang Ratu, yang tahu ya cuma sejarah dari buku.