Rabu 19 Jun 2013 18:46 WIB

Jangan Salahkan Sekolah

Sejumlah calon siswa duduk di lapangan ketika mengantri untuk daftar di sekolah.  (ilustrasi)
Foto: Antara/Lucky.R
Sejumlah calon siswa duduk di lapangan ketika mengantri untuk daftar di sekolah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Achmad Zamroni*

Keimanan adalah landasan bagi terbentuknya akhlak mulia anak. Orang tua berkewajiban menanamkan pendidikan keimanan tersebut sejak anak masih kecil.

Anak yang sudah diajarkan tentang keimanan dan dicontohkan kebiasaan-kebiasaan baik sejak kecil, maka ketika anak tersebut beranjak dewasa, ia akan mempu menampilkan akhlak yang terpuji dan mampu mengontrol dirinya dari pergaulan yang merugikan dirinya.

Setelah keimanan tertancap kuat dalam hati anak, maka selanjutnya orang tua berkewajiban memberikan pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal hidup bagi anak. Anak harus diberi bekal pengetahuan dan keterampilan yang cukup agar ia mampu memecahkan masalah-masalah kehidupannya sendiri setelah ia dewasa nanti.

Selain itu, dengan pengetahuan dan keterampilan tersebut anak juga akan mampu mengaktualisasikan segala potensi akal dan jasmaninya, sehingga ia menjadi manusia yang bermanfaat bagi masyarakat.

Karena sangat pentingnya penanaman keimanan, pengetahuan, dan keterampilan bagi anak, maka orang tua sebagai pihak yang wajib mendidik anak secara langsung harus mampu menjadipendidik yang baik sekaligus menyediakan fasilitas bagi pengembangan potensi anak. Namun karena berbagai keterbatasan, baik keterbatasan kemampuan, pengetahuan, maupun ekonomi, maka orang tua tidak dapat mendidik anak dengan maksimal.

 

Oleh karena itu, pemerintah melalui sekolah adalah mitra kerja bagi orang tua dalam mendidik anaknya. Sekolah mampu menyediakan tenaga pendidik yang berkompeten dalam bidang ilmunya masing-masing dan sekolah juga mampu menyediakan lingkungan dan sarana prasarana yang representatif untuk kegiatan belajar anak dalam mengembangkan potensinya.

Seperti halnya kewajiban orang tua,  Pihak sekolah melalui para guru juga harus menanamkan keimanan dan mencontohkan akhlak mulia kepada anak. Maka dari itu, pendidikan agama adalah materi pendidikan yang harus pertama kali diajarkan kepada anak didik.

 Dengan pendidikan agama yang di dalamnya terdapat materi akidah, akhlak, ibadah, dan muamalah, jika diajarkan dengan metode yang tepat, maka materi tersebut akan tertanam pada jiwa anak dan membuat anak menjadi pribadi yang mulia tidak hanya di hadapan Allah, tapi juga di hadapan manusia.

Karena pentingnya pendidikan agama, maka pendidikan agama harus diajarkan di semua jenjang dan jenis pendidikan. Pendidikan agama harus diajarkan dari mulai PAUD, TK, SD, hingga perguruan tinggi. P

endidikan agama juga harus diajarkan tidak hanya pada pendidikan formal, tapi juga pada pendidikan nonformal yang diselenggarakan oleh masyarakat, misalnya melalui TPA (Taman Pendidikan Al Qur’an) yang diselenggarakan di masjid-masjid dan melalui pondok-pondok pesantren. Dengan diajarkannya pendidikan agama di semua jenis dan jenjang pendidikan, maka diharapkan terbantuk anak-anak bangsa yang berkarakter religius.

Selain pendidikan agama sebagai pembentuk karakter religius bagi anak, pengajaran ilmu pengetahuan dan keterampilan juga sangat penting untuk mengembangkan potensi akal dan jasmani anak.

Pengajaran ilmu pengetahuan dan keterampilan bagi anak perlu didukung dengan tenaga pengajar yang berkompeten pada bidang keilmuannya masing-masing dan sarana prasarana yang memadahi, sehingga potensi anak didik dapat dikembangkan secara maksimal.

Dengan pengajaran ilmu pengetahuan dan keterampilan yang baik, maka diharapkan muncul generasi-generasi muda yang cerdas dan kreatif dalam memanfaatkan berbagai sumber daya alam yang melimpah di Indonesia ini, sehingga Indonesia dapat menjadi negara yang mandiri dan maju.

Ketika sebuah sekolah mampu mengembangkan semua potensi anak didik dengan maksimal, sehingga tercipta generasi yang cerdas, kreatif, dan berakhlak mulia, berarti sekolah tersebut telah sukses menyelenggarakan pendidikan dengan baik serta berhak mendapatkan predikat sekolah favorit dari masyarakat.

Keberhasilan mencetak generasi unggulan tersebut tentu saja tidak lepas dari peranan orang tua si anak sendiri. Orang tua yang selalu mendukung anaknya, baik dari segi materi maupun moral, serta selalu mendoakan anaknya merupakan rangkaian yang tak terpisahkan dari kesuksesan si anak. Kesuksesan si anak menjadi generasi yang unggul akibat dari pola pendidikan orang tua, serta didukung oleh pihak sekolah sebagai mitra kerjanya merupakan wujud nyata suksesnya pendidikan.

Maka dari itu, pendidikan anak tetap ada di tangan orang tua sepenuhnya. Sukses tidaknya anak di masa depan bukan di tangan pemerintah, sekolah, ataupun masyarakat, tapi tetap ada di tangan orang tua. Orang tualah yang pertama kali akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah atas pendidikan anaknya. Sekolah hanyalah mitra orang tua dalam mendidik anak.

Sekolah hanya membantu orang tua dalam membentuk generasi unggulan. Jika nantinya si anak menjadi anak yang tidak sesuai dengan harapan orang tua, maka bukan sekolah yang di salahkan, tapi orang tua sendiri yang salah dalam mendidik anak, tidak memperhatikan pergaulan anak, tidak mendukung dan mendoakan anak dalam belajar.

Orang tua harus tetap bersungguh-sungguh dalam mendidik anak meskipun si anak masuk di sekolah favorit, karena anak adalah amanah dari Allah yang harus dijaga dan penerus perjuangan orang tua.

*Mahasiswa Semester 4 Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement