REPUBLIKA.CO.ID, Widdi Aswindi
Di hari menjelang siang ini tiba-tiba sebuah berita kecil menggelitik hati. Tentang seorang Anang yang anaknya Aurel atau Khadijah (Ayu Azhari) anaknya bersama Axel dan O.C Kaligis anaknya bernama Velope Vexia.
Sementara semua nama orang tuanya adalah khas Indonesia dan serapannya. Rejeki mereka dengan nama-nama Indonesia itu juga tergolong luar biasa. Penyanyi, artis dan pengacara kondang dan berhasil. Saya yakin, semua orang tua pasti memberi nama yang terbaik bagi anaknya, dan tentu nama-nama tersebut pasti punya sejarah dan harapan dilekatkan pada putra-putrinya.
Tetapi memang tantangan bagi kita semua untuk menggali dan membuat 'sesuatu' yang Indonesia, baik 'nama' ataupun 'produk', menjadi membanggakan dan ditiru di negara lain. Sebagai contoh adalah Djuanda dan Moctar Kusumatmadja. Dua nama sangat Indonesia tapi dari merekalah Lahir konsep Archipelago State yang juga berujung pengajuan kedaulatan Indonesia atas laut-laut diantara pulau-pulau kita sehingga menjadi sebuah kesatuan.
Ada juga Sandy Sandhoro nama Indonesia yang juga berhasil membuktikan bakat Indonesia. Tantowi Ahmad dan Lilyana Natsir, duo pebulutangkis yang jadi juara dunia. Butet Manurung pahlawan Asia versi Majalah time. Apalagi kalau melihat nama-nama presiden kita semuanya khas Indonesia, paling tidak di dengar di telinga langsung bisa menyimpulkan ini Indonesia.
Kita semua ingin punya generasi penerus yang hebat dan sukses, membawa bangsa yang masih terpuruk ini ke tempat tertinggi 'peradaban' manusia modern. Pemberian 'nama' adalah awal dari cita-cita tersebut. Sebuah nama adalah sebuah harapan dan tentunya adalah sebuah IDENTITAS.
Semoga nama-nama Indonesia yang berarti kebaikan, kemuliaan dan kejayaan, akan menginspirasi kita untuk melestarikannya. Sehingga generasi mendatang adalah generasi yang bisa menunjukan bahwa Indonesia adalah bangsa yang martabatnya diakui oleh peradaban manusia.
Ikuti Whatsapp Channel Republika