Senin 04 May 2015 08:29 WIB

Revolusi Mental dan Lamunan Pagi

Red: M Akbar
Revolusi Mental
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Revolusi Mental

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Widdi Aswindi

Dingin pagi sungguh menyegarkan otak. Asal jangan lihat televisi produksi Indonesia yang belakangan ini lebih senang menyuguhkan berita-berita politik yang heboh dan penuh kriminal.

Pagi harus disambut dengan penuh kegembiraan dan semangat. Tawa anak pagi ditambah suguhan roti dan teh dari istri tercinta adalah kebahagiaan sederhana yang sangat adiktif. Tinggal sisanya, mari kita isi hidup dengan segala usaha keras dan pantang menyerah. Apalagi di tengah situasi Indonesia yang sedang 'melambat' kemajuan dan perbaikannya.

Melambat karena pejabatnya lagi sibuk mengurus kegiatan yang tidak jelas. Isi kegiatan pejabat cuma foto-foto sedang terlihat 'merakyat' dan 'tunjuk sana sini' tanpa perbaikan. Janji-janji perbaikan sejalan dengan ucapan dan tindakan yang sering salah melulu.

Indonesia memang membutuhkan kembali semangat pejabat-pejabat di zaman awal kemerdekaan, yang mentalnya teruji karena telah 'dipenjara' dulu baru menjabat. Sekarang malah kebalikannya, jadi 'pejabat' dulu baru dipenjara.

Tapi mudah-mudahan hal itu tidak berlangsung lama. Kita butuh contoh dan teladan yang memberikan inspirasi, bukan karena di 'blow up' media. Melainkan karena rembesan kata-kata rakyat yang merasa mengagumi keteladanannya dari mulut ke mulut.

Bukankah membicarakan kebaikan orang apalagi pejabat lebih penting dan sangat baik untuk mengembangkan 'revolusi mental' yang digadang-gadangkan oleh rezim sekarang ini?

Selamat datang pagi, selamat menunaikan segala kegiatan yang membuat kita semua bangga bahwa kita adalah bangsa Indonesia yang bermartabat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement