Oleh: dr Fikri Suadu
Peneliti pada Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia
Figur dengan otoritas politik yang kuat adalah magnet bagi setiap politisi yang haus kekuasaan. Setidaknya ini yang bisa menjelaskan kehadiran beberapa Pimpinan DPR RI dalam jumpa pers kampanye yang digelar bakal Calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump.
Sikap nyeleneh para Pimpinan DPR RI tersebut di dasari keyakinan bahwa otoritas politik yang dimiliki Donal Trump mampu memberikan pengaruh positif bagi mereka dalam memainkan peran politik terhadap pemerintah. Oleh karena itu, para Pimpinan DPR RI tersebut nekat pasang badan buat Donal Trump demi mendapatkan kepercayaan politik dari Calon Presiden Amerika Serikat tersebut.
Berburu kepercayaan politik
Salah satu motif yang bisa menjelaskan sikap nyeleneh para Pimpinan DPR RI yang hadir dalam jumpa pers kampanye Donald Trump adalah berburu kepercayaan politik sang Calon Presiden. Tujuannya dengan mendapatkan kepercayaan politik sang Calon Presiden, para Pimpinan DPR RI tersebut akan memperoleh signifikansi jangka panjang bagi masa depan politik mereka. Tak peduli meski dicap sebagai partisan pendukung Donald Trump. Bagi mereka kepercayaan politik dari seorang figur sekelas Donal Trump lebih penting dibandingkan nama baik dan reputasi parlemen sebagai representasi kehormatan ratusan juta Rakyat Indonesia.
Di samping itu, kepercayaan politik yang diperoleh dari Donald Trump akan sangat memberikan energi bagi mereka dalam melakukan berbagai determinasi demi tercapainya kepentingan politik mereka. Hal ini tercermin dari antusiasme ekspresif yang dipertontokan ke publik sebagai garansi atas komitmen politik mereka. Antusiasme dan komitmen politik tersebut secara eksplisit bisa diasumsikan sebagai mahar politik atas nilai tambah yang mereka kejar agar terlihat lebih unggul dibandingkan politisi lainnya. Prinsip keunggulan inilah yang ingin mereka jual demi mendapatkan kepercayaan politik sang Calon Presiden.
Menuai kontroversi publik
Silaturahmi nyeleneh para Pimpinan DPR RI dengan Donal Trump ternyata direspons negatif oleh publik. Berbagai hujatan, makian, cacian, dan cemoohan datang dari berbagai elemen masyarakat. Tak terkecuali dari sesama anggota DPR RI. Sikap negatif publik tersebut merupakan hal wajar mengingat ulah para Pimpinan DPR RI yang telah mencederai nama baik dan kehormatan bangsa Indonesia di mata dunia. Mengingat, Donal Trump dan Partai Republik bukan satu-satunya kekuataan politik yang ada di Amerika Serikat. Hal ini tentu saja kontraproduktif dengan semangat independensi sebagai prinsip moral bangsa dalam kebijakan politik luar negeri.
Sentimen negatif publik tersebut tentu saja merupakan reaksi atas kecemasan mereka terhadap ulah tak terpuji yang dipertontonkan para pimpinan DPR RI tersebut. Kecemasan yang tiba-tiba muncul setelah melihat perilaku para wakil rakyat yang tak segan-segan menyatakan diri sebagai partisan salah satu kandidat Calon Presiden Amerika Serikat. Kecemasan yang telah melahirkan amarah publik tanpa mempedulikan preferensi politik yang mereka anut; apakah Koalisi Merah Putih (KMP) maupun Koalisi Indonesia Hebat (KIH); Publik pendukung KMP dan KIH sama-sama memberikan sentimen negatif terhadap ulah nyeleneh para wakil rakyat tersebut.
Oleh karena itu wajar jika publik semakin memberikan perhatian serius atas peristiwa memalukan ini. Kecemasan dan amarah telah mendorong sikap publik untuk terus mencari informasi terkait kualitas kepribadian para Pimpinan DPR yang kontroversial tersebut. Sebab ketika kecemasan dihasilkan, sistem pengawasan otak akan otomatis diaktifkan, dan publik akan mencari lebih banyak informasi tentang para Pimpinan DPR RI kontroversial tersebut. Publik akan lebih akurat dalam menyelidiki posisi-posisi isu yang terkait dengan pemberian dukungan mereka terhadap para wakil rakyat nyeleh tersebut. Tak menutup kemungkinan, DPR RI secara institusional akan mendapatkan pengaruh negatif dari reaksi sentimentil publik atas peristiwa memalukan tersebut.
Perlu sanksi tegas
Berbagai sentimen negatif publik terhadap ulah nyeleneh memalukan para Pimpinan DPR yang menghadiri jumpa pers kampanye yang digelar bakal Calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump tentu harus disikapi dengan tegas. Harus diberi nilai akhir sebagaimana yang diharapkan publik. Tujuannya jelas demi menjaga nama baik, reputasi dan kehormatan bangsa yang dibutuhkan demi dan untuk memelihara hukum dan ketertiban.
Nilai akhir berupa sanksi tegas tersebut merupakan bentuk perhatian negara terhadap harapan publik atas kecemasan dan amarah mereka setelah menyaksikan tontonan memalukan yang dipertontonkan para Pimpinan DPR tersebut. Juga sebagai bentuk penghargaan atas kebebasan perseorangan dalam menyakatan sikap sebagaimana yang didefinisikan di dalam konstitusi. Di samping itu juga, hal ini penting untuk menimbulkan efek jera buat para pejabat publik agar senantiasa mempertimbangkan kepentingan nasional dalam setiap sikap politik yang mereka ambil.
Oleh karena itu, demi dan atas nama kehormatan bangsa, negara wajib memberikan nilai akhir berupa sanksi tegas terhadap ulah nyeleneh dan memalukan para Pimpinan DPR RI tersebut.