REPUBLIKA.CO.ID,Oleh: Kombes Pol Krishna Murti
Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya
Putri Nur Fauziah menjadi korban kesekian kalinya dari predator-predator yang mengincar anak-anak. Walaupun bukan yang pertama, kasus ini menjadi indikasi bahwa kasus kekerasan, apa pun bentuknya, terhadap anak sudah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan.
Adik kita ini tidak hanya mengalami kekerasan seksual dan fisik, bahkan nyawanya pun dihilangkan oleh para pelaku. Kita tidak lagi bisa bersikap biasa saja atau malah lupa atas kasus-kasus seperti ini.
Apabila kita berbicara tentang kekerasan seksual terhadap anak-anak, kita akan menemukan bahwa kasus ini cukup banyak terjadi. Baru saja kami menangkap tiga orang tersangka yang satu di antaranya mencabuli anak tetangganya, satu orang mencabuli teman anaknya, dan yang paling memperihatinkan satu orang mencabuli anak kandungnya sendiri berkali-kali.
Barangkali, masih ada yang ingat nama Robot Gedek, kemudian Baekuni alias Babeh. Keduanya melakukan kekerasan seksual sekaligus membunuh para korbannya yang kesemuanya adalah anak-anak di bawah umur. Sebelum ini, ada kasus Angeline di Bali yang juga menyita perhatian masyarakat. Walaupun perhatian masyarakat sangat tinggi, kejadian yang sama masih terus terjadi.
Mungkin, tidak banyak yang menyadari bahwa kasus kekerasan terhadap anak, khususnya kekerasan seksual terhadap anak, tidak hanya dilakukan oleh orang asing, tetapi justru banyak juga dilakukan oleh orang yang dekat dengan korban.
Kasus-kasus seperti ini selayaknya menjadi sebuah peringatan bagi kita bahwa kita harus mengawasi dengan baik lingkungan di mana anak-anak beraktivitas. Mulai dari lingkungan rumah, sekolah, dan tempat sang anak beraktivitas sehari-harinya.