Selasa 27 Oct 2015 16:58 WIB
Catatan ringan menyertai kunjungan Presiden Jokowi ke AS

Jokowi: Pemimpin Fungsional

Obama dan Jokowi bersalaman di Gedung Putih
Foto: Reuters
Obama dan Jokowi bersalaman di Gedung Putih

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Sudirman Said, Menteri ESDM

Jika orang berharap pada upacara kebesaran, mereka akan kecewa. Kalau yang ditunggu adalah diplomasi basa basi tingkat tinggi mereka akan kecewa juga. Kalau penghormatan diterjemahkan dengan besarnya bendera, lebarnya karpet merah, dan tingginya pangkat pejabat yang menjemput, mereka akan terus bertanya "Kok Presiden saya kurang dihormati?"

Semua upacara penjemputan berlangsung sederhana, cepat. efisien dan fungsional.

Dan Presiden jokowi adalah presiden yang sederhana, cepat, efisien, dan fungsional.  Pada suatu kesempatan di Abu Dhabi, Presiden Jokowi dijemput oleh Pemimpinnya disetiri sendiri bicara hahya berdua, dan diajak ke tempat jamuan makan kenegaraan.... DI RESTAURANT JEPANG.. Bukan private room pula.... Dan Presiden kita happy saja.

Di kesempatan lain saya ikut rangkaian kegiatan kunjungan kerja menyusuri jawa bagian barat sampai Sumatra.   Para Menteri tidak dibawa seluruhnya dari satu lokasi ke lokasi lainnya, melainkan diminta bergiliran mendampingi tergantung urusannya.  Menteri yang sudah selesai urusannya, diminta kembali ke Jakarta.  Dan Menteri yang hanya berususan di satu titik diminta menyusul tanpa harus "repot" mengikuti seluruh rangkaian acara.

Perjalanan Presiden selalu dengan rombongan "ramping", efisien,  seperlunya.

Kembali ke kunjungan ke AS,  jika yang diharapkan adalah diskusi mendalam pimpinan kedua negara, kunjungan ini sukses besar: semua aspek strategis dibicarakan dengan hangat dan terbuka: investasi, ekonomi, energi bersih, perubahan iklim, teororisme, demokrasi, sehingga urusan kesehatan rakyat.

Jika penghormatan diterjemahkan denhan saling respek maka kehadiran Presiden Jokowi menuai respek amat besar. Hal hal yang sensitif dan pemerintah RI meminta tidak disentuh, pemerintaj AS mengikutinya. Sebagai contoh Freeport dan Kasus Bioremediasi Cevron, tidak ada pembicaraan itu sama sekali di semua sesi pertemuan baik dengan pemerintah maupun bisnis.    

Respek juga terlihat ketika selesai pembicaraan resmi kedua Pemimpin Negara, Presiden Obama mengajak Presiden Jokowi kelillkng gedung putih, bahkan diajak singgah ke area housing tempat tinggal keluarganya.... Sesuatu yang amat amat jarang dilakukan dengan tamu negaranya. Bahkan yg semula protokol menata acara pelepasan di ruang oval, Obama secara spontan mengubah rencana mengantarkan Presiden Jokowi dan seluruh delegasi ke beranda white house melewati koridor pribadinya yang biasanya tidak dilewati tamu tamu.  Koridor pribadi adalah jalan penghubung antara rumah tinggal dengan kantornya di White House.

Yang terpenting, jika orang berharap pada hasil nyata kunjungan ini mereka seharusnya menghargai angka angka ini.   14 Business Deal ditandatangani, termasuk 11 bidang energi. Investasi USD 3,5 miliar disepakati.   USD 17 miliar transaksi bisnis ditandatangani.   Lebih dari 250 pemimpin bisnis Amerika, terutama investor yang sudah sangat lama berada di Indonesia hadir dalam gala dinner yang hangat.  Sebanyak 150 pemimpin bisnis hadir dalam business summit. Tak kurang dari 15 pertemuan "padat berisi" dilakukan presiden dan delegasinya.

Di San Fransisco, meski Presiden memutuskan akan kembali lebih cepat, dikirim empat Menteri untuk melanjutkan kunjungan kerjanya.  Sejumlah business deal di bidang digital ekonomi di komandani Pak Rudyantara terus akan dijalankan, dan akan menbawa Republik Indonesia to the next step dalam bidang digital ekonomi.

Presiden Jokowi adalah presiden sederhana, cepat, efisien, dan fungsional. Hasil hasil nyata yang memberi manfaat bagi rakyat lebih bermakna dari pada upacara kebesaran yang memabukkan, tapi kosong esensi.

Dalam salah satu pidato singkat di Gala Diner semalam, dengan manis Presiden mengapresiasi karya karya Steve Job yang amat user friendly dan penuh pesan simplicity. Di ujung pidato Presiden menutup: "kesederhanaan adalah refleksi dari kecerdasan.  Hanya orang cerdas seperti Steve Job yang mampu membuat hal rumit menjadi sederhana"

Washington DC, 27 Oktober, 2015 jika yang diharapkan adalah diskusi mendalam pimpinan kedua negara, kunjungan ini sukses besar: semua aspek strategis dibicarakan dengan hangat dan terbuka: investasi, ekonomi, energi bersih, perubahan iklim, teororisme, demokrasi.smhingga urusan kesehatan rakyat.

Jika penghormatan diterjemahkan dengan saling respek maka kehadiran Presiden Jokowi menuai respek amat besar.. Hal hal yang sensitif dan pemerintah RI meminta tidak disentuh, pemerintaj AS mengikutinya. Sebagai contoh Freeport dan Kasus Bioremediasi Chevron, tdak ada pembicaraan itu sama sekali di semua sesi pertemuan baik dengan pemerintah maupun bisnis.    

Respek juga terlihat ketika selesai pembicaraan resmi kedua Pemimpin Negara, Presiden Obama mengajak Presiden Jokowi kelillkng gedung putih, bahkan diajak singgah ke area housing tempat tinggal keluarganya.... Sesuatu yang amat amat jarang dilakukan dengan tamu negaranya.  Bahkan yg semula protokol menata acara pelepasan di ruang oval, Obama secara spontan merubah rencana mengantarkan Presiden Jokowi dan seluruh delegasi ke berandan white house melewati koridor probadinya yang biasanya tidak dilewati tamu tamu.  Koridor pribadi adalah jalan penghubung antara rumah tinggal dengan kantornya di White House.

Yang terpenting, jika orang berharap pada hasil nyata kunjungan ini mereka seharusnya menghargai angka angka ini.  14 Business Deal ditandatangani, termasuk 11 bidang energi.   Investasi USD 3,5 miliar disepakati.   USD 17 miliar transaksi bisnis ditandatangani.   Sebanyak 250 lebih Pemimpin bisnis Amerika, terutama investor yang sudah sangat lama berada di Indonesia hadir dalam gala dinner yang hangat.  150 Pemimpin bisnis hadir dalam bisnis summit.  Tak kurang dari 15 pertemuan "padat berisi" dilakukan oleh Presiden dan delegasinya.

Di San Fransisco, meski Presiden memutuskan akan kembali lebih cepat, dikirim empat Menteri untuk melanjutkan kunjujhan kerjanya.  Sejumlah business deal di bidang digital ekonomi di komandani Pak Rudyantara terus akan dijalankan, dan akan menbawa Republik Indonesia to the next step dalam bidang digital ekonomi.

Presiden Jokowi adalah presiden sederhana, cepat, efisien, dan fungsional.   hasil hasil nyata yang memberi manfaat bagi rakyat lebih bermakna dari pada upacara kebesaran yang memabukkan, tapi kosong esensi.

Dalam salah satu pidato singkat di Gala Diner semalam, dengan manis Presiden mengapresiasi karya karya Steve Job yang amat user friendly dan penuh pesan simplicity.  

Di ujung pidato Presiden menutup: "kesederhanaan adalah refleksi dari kecerdasan.  Hanya orang cerdas seperti Steve Job yang mampu membuat hal rumit menjadi sederhana"

Washington DC, 27 Oktober, 2015

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement