Ahad 06 Mar 2016 05:00 WIB

Diplomasi dan Reformasi Sepak Bola Nasional

Red: M Akbar
Diaz Hendropriyono
Foto: istimewa
Diaz Hendropriyono

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Diaz Hendropriyono (Anggota Tim Transisi Tata Kelola Sepak Bola Nasional)

Pada akhir abad ke-13, Jawa mendapatkan serangan besar dari Cina. Kubilai Khan mengirimkan tiga puluh ribu pasukannya di bawah pimpinan Ike Mese untuk menghukum Kertanegara dari Kerajaan Singhasari (1222-1292), yang dianggap telah menghina Kaisar Cina.

Setelah Kertanegara dibunuh dalam pemberontakan Jayakatwang, Raden Wijaya, menantu Kertanegara berlindung di Madura sambil terus mencoba untuk mengambil kembali kekuasaan dari Jayakatwang.

Serangan Cina menjadi pintu pembuka kesempatan bagi Raden Wijaya. Ia menyediakan peta dan berdiskusi strategi dengan tentara kekaisaran Cina-Mongol, untuk menghancurkan Jayakatwang.

Kedua belah pihak saling membutuhkan dan menyadari bahwa masing-masing tidak akan mampu mengalahkan Jayakatwang sendirian. Dengan demikian, terbentuklah suatu aliansi Raden Wijaya dan Mongol yang akhirnya terbukti mampu menghancurkan Jayakatwang, sebelum akhirnya terbentuk kerajaan termasyur Indonesia: Majapahit (1293-1527).

Cerita aliansi yang unik seperti ini bukanlah sedikit. Pada Perang Dunia II, kapitalis Amerika Serikat, di bawah Franklin D Roosevelt, terpaksa harus bersekutu dengan komunis Uni Soviet pimpinan Joseph Stalin untuk melawan Pasukan Adolf Hitler.

Saudi Arabia dan Israel akhirnya saling dukung untuk menentang Iran, setelah Barack Obama menghubungi Hassan Rouhani untuk berbicara mengenai kesepakatan program nuklirnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement