Ahad 22 May 2016 23:05 WIB

Zakat, Amil, Multiplier Effect

Red: M Akbar
Nur Efendi
Foto: istimewa
Nur Efendi

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Nur Efendi (CEO Rumah Zakat (RZ), Ketua Umum Forum Zakat Nasional)

Salah satu tujuan dan tugas nabi Muhammad yang terpenting yaitu menanamkan dasar akhlak mulia dan menyempurnakannya. Ini menunjukkan urgensi, peran penting tazkiyatun nufus dan pengaruh besarnya dalam mewujudkan masyarakat Islam yang sesuai dengan manhaj kenabian. Misi ini pula yang menjadi alasan diutusnya para Rasul sebelum nabi Muhammad, seluruhnya berdakwah kepada pensucian jiwa umat manusia.

Untuk menopang misi kerasulan ini, Allah mewajibkan kepada umat manusia yang jika dilakukan akan bernilai ibadah dan berpahala. Sayang, manusia seringkali saat menjalankan suatu ibadah, hanya melihat dari sisi perolehan pahala semata dan tidak pernah menengok betapa seluruh ibadah yang diwajibkan itu muaranya kepada penyempurnaan akhlak. Seluruh ibadah, hakikatnya, berorientasi pada penyucian jiwa.

Begitu pula dengan zakat, simaklah firman Allah yang artinya,"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. At-Taubah, 103)

Subhanallah, ayat ini mengisyaratkan bahwa zakat dapat menyucikan diri dari dosa, memurnikan jiwa (tazkiyatun nafs), dan menumbuhkan akhlak mulia. Bagaimana tidak? Zakat merupakan ibadah mâliyah yang mempunyai dimensi dan fungsi sosial ekonomi atau pemerataan karunia Allah SWT dan merupakan perwujudan solidaritas sosial, sebagai pengikat batin antara golongan kaya dengan golongan miskin.

Bagaimana tidak? Membayar zakat dan memberi infak bukan sekedar memberikan uang kepada orang lain. Zakat dan infak memiliki beragam manfaat ditinjau perspektif sosial dan ekonomi bagi orang-orang yang menerimanya. Manfaat tersebut tidak selalu berarti pemenuhan kebutuhan fisik, tetapi juga pemenuhan kebutuhan rohani sehingga melibatkan kesehatan mental.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement