Oleh M. Irfan Rakhib (Mahasiswa Fakultas MIPA Universitas Indonesia) dan Rizki Iramdan Fauzi (Mahasiswa Fakultas ISIP Universitas Indonesia)
REPUBLIKA.CO.ID,Belakangan, Indonesia dibanjiri dengan fenomena kekerasan seksual anak di bawah umur. Entah yang dilakukan segerombolan orang maupun internal keluarga anak itu sendiri. Mirisnya, ini menjadi rubrik terhangat yang menghiasi media massa di Tanah Air.
Seperti kasus perkosaan Yuyun yang diperkosa oleh 14 pemuda di Bengkulu, kemudian dibunuh. Pun kasus Eno di Kabupaten Tangerang yang sampai sekarang masih terngiang. Fenomena-fenomena tersebut menunjukan bobroknya moral anak bangsa sekaligus lemahnya peran keluarga.
Mari kita coba merunut akar permasalahannya. Dari sisi teknologi informasi, yang menjadi faktor terkuat terjadinya sejumlah kekerasan seksual yang berawal dari video porno yang diakses anak di bawah umur. Namun, kita tidak bisa menyalahkan teknologi. Sebab, sejatinya teknologi menjadi bagian dari wajah peradaban dunia saat ini.
Berdasarkan data statistik per Januari 2016, jumlah pengguna internet di Indonesia diperkirakan mencapai 88,1 juta jiwa atau urutan kedelapan dunia. Namun besarnya jumlah tersebut tidak dimanfaatkan dengan baik untuk mengakses informasi dan komunikasi para pengguna internet di Indonesia. Berdasarkan laporan dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Yohana Yembise, ada sekitar 25 ribu anak remaja Indonesia mengakses situs pornografi setiap hari.
Sedangkan data citra satelit wilayah DKI Jakarta menunjukkan tidak ada titik yang kosong dari pengaksesan situs porno.
Dalam terjangan zaman modern ini, model keluarga ideal menjadi prioritas utama semua orang. Penulis menawarkan model yang cocok diterapkan dalam penguatan keluarga dalam mendidik anak.
Model keluarga yang dikenal keluarga tarbiyah ini menjadi wujud keluarga ideal. Keluarga tarbiyah ini menekankan pada aspek syariat dan mengikuti sunnah nabi dalam membina keluarga. Dalam membentuk kepribadian dan karakter yang harus ditekankan adalah tarbiyatul walad atau pendidikan anak.
Mendidik tidak hanya mengasuh anak dengan kasih sayang, lemah lembut dan nurani, namun harus menanamkan nilai-nilai positif dalam kehidupan anak. Orang tua mengajarkan dengan jalinan komunikasi yang baik dan secara dua arah.