Senin 18 Jul 2016 12:51 WIB

Lebaran Multikultural Ala Amerika

Red: Muhammad Fakhruddin
Wendi Wijarwadi bersama teman asal Michigan.
Wendi Wijarwadi bersama teman asal Michigan.

REPUBLIKA.CO.ID,Oleh: Wendi Wijarwadi*

Pelaksanaan Lebaran di Amerika menyajikan sesuatu yang jauh berbeda dengan suasana Lebaran di Indonesia. Dua hal yang paling dominan adalah malam takbiran yang sunyi dan perayaan Lebaran dalam nuansa multikultural.

Amerika Serikat memang dikenal sebagai titik pertemuan banyak budaya atau melting pot. Populasi umat Islam sendiri cukup tinggi dan mewakili berbagai suku dan bangsa dari seluruh penjuru dunia. Sebuah lembaga penelitian yang berbasis di Washington DC, Pew Research Center,  bahkan menyebut jumlah pemeluk agama Islam di Amerika mencapai 3,3 juta orang di tahun 2015. Mayoritas merupakan imigran dari kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara.

Saya memilih untuk merayakan Lebaran tahun ini di Ann Arbor, Michigan. Jaraknya sekitar 1,000 Kilo Meter atau 15 jam perjalanan darat dari Minneapolis, Minnesota, tempat tinggal saat ini.  Keragaman budaya umat Islam di Michigan menjadi daya tarik tersendiri untuk merasakan suasana lebaran yang berbeda.  Kota Dearborn adalah salah satu contohnya. Kota yang juga merupakan lokasi kantor pusat perusahaan mobil Ford ini biasa disebut sebagai Dearbornistan. Kata ‘nistan’ merujuk kepada Afganistan karena banyaknya populasi umat Islam dari wilayah Afganistan dan Timur Tengah di kota tersebut.