REPUBLIKA.CO.ID, Oleh : Budy Hermawan (Koordinator Penyiaran Media, Bidang PPM PB PON XIX dan Peparnas XV 2016 Jabar)
Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 Jawa Barat tinggal sebulan lagi. Mulai 17 September hingga 29 September 2016, para atlet terbaik dari seluruh Indonesia akan hadir di Provinsi Jawa Barat (Jabar) untuk bertanding, berkompetisi, berjuang, meraih cita-cita serta menggapai prestasi tertinggi dan juga berupaya menjadi legenda baru olahraga nasional.
Provinsi Jabar akan menjadi panggung bagi para patriot olahraga nasional menggapai prestasi emas sekaligus bagian dari penghormatan atau tribute kepada para legenda olahraga nasional. PON XIX/2016 Jabar akan menyatukan spirit kejayaan legendaris masa lalu, sekarang dan melahirkan legenda baru yang akan berkibar di ajang internasional.
"Berjaya di Tanah Legenda", tema besar PON XIX/2016 dan Peparnas XV/2016 Jabar telah disosialisasikan sejak tiga tahun lalu.
Tema besar yang melandasi visi dan misi penyelenggaraan even olahraga empat tahunan itu yang akan digelar di 16 kabupaten/kota di Provinsi Jabar. Tema besar yang diusung itu merupakan sebuah tujuan dan juga komitmen penghormatan serta komitmen untuk melahirkan legenda-legenda baru di cabang olahraga. Provinsi Jabar sebagai provinsi yang melahirkan legenda-legenda dan hidupnya legenda tidak salah mengusung tema"Berjaya di Tanah Legenda", yang memiliki latar belakang dan profil yang tidak keliru sebagai tanah legenda.
Mengutip babad atau naskah Galunggung, salah satu naskah kuno di Jabar yang ditulis pada tahun 1023, tertulis 'Hana nguni hana mangke,tan han nguni tan hana mangke', yang artinya tiada masa kini tanpa ada masa lalu, masa kini adalah peninggalan masa lalu. Hal itu pula yang menjadi bagian dari penghormatan kepada para legenda, masa lalu yang gemilang untuk masa depan yang lebih cerah dan berprestasi.
Fenomenolog, psikolog dan budayawan Martinus Antonius Weselinus Brouwer (MAW Brouwer) mengungkapkan rasa takjub terhadap kontur geografis Jawa Barat, sehingga meluncur ungkapan 'Bumi Pasundan (Jawa Barat) lahir kala Tuhan sedang tersenyum'. Tak hanya keindahan alam sebagai tanah legenda, Jabar juga menjadi tempat lahirnya para legenda di berbagai sektor, baik politik, sosial, budaya, ekonomi hingga olahraga.
Ir Sukarno atau Bung Karno mengawali kiprah politiknya dari Kota Bandung (Jawa Barat) saat berkuliah di Kota Kembang. Kemudian sejumlah pejuang pergerakan dan kemerdekaan juga banyak lahir dari tanah ini. Banyak pula sejumlah tokoh legendaris yang lahir di Jabar, bahkan pada masa kekinian, Jabar juga melahirkan legenda-legenda di bidang masing-masing, termasuk pada cabang olahraga. Kembalinya perhelatan olahraga empat tahunan itu ke Tanah Jawa Barat pada PON XIX/2016, setelah 51 tahun menunggu kesempatan itu, Jabar akan menempatkan para legenda para posisi yang paling tinggi pada ajang tersebut.
Gubernur Jabar H Ahmad Heryawan sebagai Ketua Umum PB PON XIX/2016 Jabar serta Wakil Gubernur Jabar H Deddy Mizwar sebagai wakilnya merupakan ‘Dwi Tunggal’ yang menjadi sutradara dan penyusun skenario 'Tribute to Legend’, serta momen kebangkitan olahraga nasional sekaligus mengukir prestasi di ajang internasional. Gubernur Heryawan menyatakan PON XIX/2016 dan Peparnas XV/2016 harus menjadi momentum kebangkitan olahraga nasional, pemecahan rekor baru, baik rekor nasional, SEA Games, Asian Games, olimpiade maupun rekor dunia.
Penghormatan kepada para legenda akan dituangkan pada upacara pembukaan PON XIX/2016 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) Kota Bandung, 17 September 2016. Pembukaan akan dihadiri para legenda olahraga yang akan ditempatkan pada podium kehormatan. Selain itu, PON 2016 juga akan menjadi panggung para legenda baik di bidang olahraga, seni maupun tokoh nasional yang akan hadir menjadi bagian dari perhelatan olahraga empat tahunan itu.
Tema besar ‘Berjaya di Tanah Legenda’ tidak hanya penghormatan bagi legenda, tetapi mereka yang dihadirkan dan menjadi bagian dari perhelatan itu adalah para legenda di bidang masing-masing untuk PON XIX/2016.
Konsep legenda akan melekat pada upacara pembukaan PON XIX/2016 dengan menghadirkan semua legenda nasional, khususnya di bidang olahraga dan menjadi bagian dari sejarah PON XIX/2016. Selain legenda olahraga yang telah berkiprah di masa lalu, seluruh kegiatan juga akan melibatkan para legenda, music director yang akan dilibatkan, koreografer legendaris serta lainnya.
Selain menampilkan para legend, temanya juga menyangkut kultur dan 'Tanah Legenda' nantinya tergambar seperti apa Jawa Barat, alamnya, seninya, potensinya dan juga budayanya. Gambaran ‘Tanah Legenda’ akan ditampilkan dalam videografi dan koreografi pentas yang ditangani oleh Tim Sebilan Bidang Upacara PB PON XIX/2016 Jabar dengan judul besar ‘Berjaya di Tanah Legenda’. Nuansanya seputar gunung, rimba, laut, pantai dan sungai yang disingkat Gurilaps.
Sebanyak 24 atlet legendaris olahraga akan hadir dan menjadi tamu kehormatan mewakili para legenda olahraga lainnya di seluruh Indonesia. Lima di antaranya berpartisipasi dalam sosialisasi melalui iklan layanan masyarakat (ILM) PON XIX/2016 dan Peparnas XV/2016 Jabar. Mereka adalah atlet legendaris Susi Susanti (bulutangkis), Robby Darwis (sepak bola), Ade Ray (binaraga), Chris Jhon (tinju) dan mantan ratu tenis Yayuk Basuki (tenis).
Selain itu theme song ‘Berjaya di Tanah Legenda’ juga dihadirkan oleh para legenda. Liriknya ditulis oleh Budayawan Legendaris Jabar Eddy D Iskandar. Aransemennya digarap musisi legendaris asal Jabar Dwiki Dharmawan serta dinyanyikan oleh penyanyi asal Jabar yang juga termasuk legend di bidangnya, Armand Maulana.
Theme song PON XIX/2016 Jabar dan Peparnas XV/2016 Jabar berjudul ‘Berjaya di Tanah Legenda’ diluncurkan dengan aransemen khas dan energik, membangun semangat untuk berjaya di PON XIX/2016 dan ‘Berjaya di Tanah Legenda’. Liriknya antara lain ‘Ayo pacu semangatmu. Ayo yakinkan tekadmu, jadilah nomor satu. Yo ayo yo, jadilah juara. Yo ayo yo, jadilah legenda. Dikenang sepanjang masa. Berjaya di Tanah Legenda. Yo ayo yo, Berjaya di Tanah Legenda’.
Penulis lirik, Eddy D Iskandar mengatakan liriknya tertuang dari ide dan gagasan kemeriahan dan kebesaran PON XIX/2016 dan Peparnas XV/2016 untuk menggugah semangat dan mengingatkan kehadiran para legenda di Jawa Barat. Materinya digali untuk bisa memunculkan spirit bagi seluruh bangsa Indonesia, mengukir prestasi dan menggapai kebangaan yang pernah diraih oleh para legenda olahraga, memacu spirit bertanding atlet terbaik untuk berjaya di perhelatan PON XIX/2016 di 'Tanah Legenda’ , dan juga melahirkan legenda-legenda baru olahraga.
PON XIX/2016 Jabar memiliki logo senjata kujang yang merupakan senjata khas dan legendaris di Jawa Barat. Kemudian maskot sepasang Surili dengan nama Lili dan Lala. Surili merupakan primata khas di Jawa Barat yang saat ini populasinya mulai terancam. Di sisi lain, PON XIX/2016 akan menghadirkan sebuah perhelatan megah dan spektakuler. Menjadi PON terbesar sepanjang sejarah penyelenggaraan pesta olahraga itu. PON XIX/2016 Jabar akan mempertandingkan 44 cabang olahraga yang akan mempertandingkan 754 nomor pertandingan, digelar di 68 venue atau tempat pertandingan, memperebutkan 2.472 medali, digelar di 16 kabupaten/kota di Jabar, 9.300
atlet, 4.355 official, 2.649 wasit, 195 dewan hakim, 1.224 liaison officer, 2.556 panitia pelaksana dan 2.452 petugas lapangan. Selain itu, dipertandingkan 10 cabang olahraga eksibisi yang merupakan jumlah pertandingan eksibisi PON terbesar. Di antaranya adalah arung jeram, bola tangan, gateball, kabbadi, rugby, barongsay, jetski, muaythai dan woodball.
Juga untuk perhelatan Peparnas XV/2016 akan mempertandingkan 13 cabang olahraga, juga terbanyak sepanjang sejarah Peparnas dengan jumlah medali emas yang diperebutkan juga terbanyak, yaitu melampaui 800-an medali emas. Pada pertandingan atlet penyandang difabel itu, Indonesia dan Jabar juga telah melahirkan legenda-legenda pada ajang Paralimpik.
Statistik tersebut merupakan angka terbesar untuk perhelatan PON. PON 2016 Jabar ini merupakan PON dengan jumlah atlet dan cabang olahraga terbanyak sepanjang sejarah PON, berikut juga angka-angka lainnya.
Bahkan bagi Jawa Barat, perhelatan PON XIX/2016 dan Peparnas XV/2016 merupakan perhelatan dengan anggaran terbesar dari kegiatan dan perhelatan yang pernah digelar oleh Pemprov Jabar.
PON XIX/2016 Jabar membutuhkan anggaran senilai Rp 3 triliun. Biaya itu melebihi biaya Pilkada Jabar 2013 sekalipun yang hanya sebesar Rp1,024 triliun. Pilkada 2013 yang merupakan perhelatan terakhir dengan anggaran terbesar di Jabar. Jabar telah mencurahkan berbagai daya dan upaya untuk merealisasikan PON XIX/2016 dan Peparnas XV/2016 Jabar menjadi panggung perhelatan ‘Berjaya di Tanah Legenda’, panggungnya para atlet terbaik dan hadirnya berbagai dampak positif dari kegiatan itu.
Dari sisi pemberdayaan ekonomi masyarakat, perhelatan ini juga melibatkan vendor dan fasilitas terbesar. Sebut saja untuk hotel dan penginapan, PB PON XIX/2016 Jabar melibatkan 200 hotel sebagai penginapan atlet dan official, belum termasuk penginapan yang akan dihuni oleh supporter dan wisatawan. Selain itu juga akan mengerahkan seribuan lebih armada angkutan baik kendaraan bus maupun roda empat untuk melayani kontingen, yang dipastikan menjadi pengerahan angkutan terbesar sepanjang sejarah PON. Jumlah peliputan media juga terbesar mencapai 1.500 ID Card akan dikeluarkan untuk para wartawan baik cetak, radio, online maupun media televisi.
Selain itu. media sosial juga dipastikan menjadi kekuatan dari PON XIX/2016, dan merupakan PON pertama yang memaksimalkan peran media sosial. Para juara tidak muncul tanpa perjuangan keras. Para juara tidak muncul tanpa sebuah perhelatan. Para legenda tidak muncul tanpa ada panggung perhelatan yang memberikan apresiasi bagi hadirnya prestasi. Dan Jawa Barat sebulan ke depan akan mempersembahkan perhelatan itu untuk para atlet terbaik, tribute to legend dan sebuah ajang untuk negeri demi bangkitnya prestasi olahraga Indonesia.
Jadilah legenda, dikenang sepanjang masa, ‘Berjaya di Tanah Legenda’.