REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ahmad Heryawan (Ketua Umum PB PON XIX 2016 Jawa Barat)
Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX telah memasuki hari kelima setelah pembukaan. Beberapa cabang olah raga telah selesai dipertandingkan. Beberapa cabang olah raga lainnya baru mulai pertandingan babak penyisihan. Sebanyak lebih dari 225 medali dari jumlah total 756 medali emas telah tersebar ke semua kontingen peserta PON XIX. Berbagai catatan pemecahan rekor, baik Rekor PON maupun Rekornas telah dibukukan oleh atlet-atlet.
Hal ini sangat menggembirakan sehingga dalam sisa hari hingga tanggal 29 September mendatang, kita harapkan para atlet tetap memecahkan rekor sehingga mereka layak disebut Legenda. Berbagai riak dalam pertandingan tentu saja terjadi.
Kepuasan dan ketidakpuasan atas hasil pertandingan sangat mungkin dialami oleh para official kontingen. Tapi saya yakin, ekses pertandingan ini tidak akan berlanjut sehingga pertandingan bisa terus berjalan. Hal ini terbukti dengan berjalannya dengan baik pertandingan final di cabang olah raga polo air antara tim Jabar dan tim DKI yang akhirnya dimenangkan DKI Jakarta. Padahal sebelumnya, telah terjadi ekses pertandingan dalam cabor tersebut yang menjadi viral di media massa.
Hal yang lebih jauh lagi dari ekses pertandingan itu adalah munculnya penilaian bahwa PON XIX kacau. Penilaian ini sangat gegabah karena hanya melihat pada satu atau dua kejadian saja, lantas menggeneralisasi bahwa PON Jabar kacau. Ini sangat tidak adil.
Saya sangat menyayangkan berbagai komentar yang justru memperkeruh suasana. Tidak mendapatkan informasi yang komprehensif tetapi langsung melakukan penilaian, bahkan meminta klarifikasi. Seyogianya, komentar yang disampaikan harus memberikan rasa nyaman kepada semua pihak. Akan lebih baik lagi, bila sebelum memberikan komentar, bila hanya mendapatkan informasi yang sumir, segera bertanya pada kami, Panitia Besar PON XIX sehingga komentarnya bisa berimbang.
Terus terang, sebagai ketua umum penyelenggaraan multievent ini, saya juga merasa terganggu dengan tudingan bahwa Jawa Barat telah menodai fairplay. Beberapa keputusan wasit, juri, dan hakim, menurut tudingan itu terkesan menguntungkan Jabar. Saya ingin mendudukkan hal ini secara proporsional lewat tulisan ini.
Sebagai Ketua Umum PB PON XIX Jabar, saya sangat ingin meraih Catur Sukses yaitu sukses penyelenggaraan, sukses prestasi, sukses administrasi, dan sukses ekonomi. Untuk soal prestasi, kami dari PB PON hanya bertugas sebaga fasilitasi karena berbagai pertandingan kita serahkan pada KONI dan Pengurus Besar Cabang Olah Raga yang bersangkutan.
Mereka inilah yang memilih wasit, juri, hakim dan perangkat pertandingan lainnya. Saya yakin mereka sangat professional tidak tidak akan menodai semangat olah raga yang dijunjungnya. Sangat kejam bila ada yang menuduh mereka menguntungkan Jabar sebagai tuan rumah. Kejam karena menuduh mereka, para wasit, juri, dan hakim menodai profesionalismenya. Kejam juga karena tidak percaya akan raihan prestasi yang telah ditorehkan atlet-atlet yang telah berlatih sedemikian lama dan sedemikian kerasnya.
Dari sisi raihan medali, sebagai Gubernur Jabar, tentu saya sangat bangga dengan atlet-atlet Jabar yang sampai Kamis (22/9) siang, kemarin telah meraih 97 emas. Tuduhan Jabar curang sangat menodai sportivitas. Dari 97 medali emas yang diraih atlet Jabar, sebanyak 77 persen diraih dari cabang olah raga terukur. Hanya 22 persen saja dari cabor yang tidak terukur. Data ini saya sampaikan untuk menjawab keraguan atlet-atlet Jabar diuntungkan wasit, juri, atau hakim.
Untuk itu, saya mengajak semua pihak untuk jernih melihat setiap kejadian dalam arena PON sehingga bisa memberikan keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat. Yakinlah, para atlet, official, wasit dan juri, serta kita semua sangat menjunjung sportivitas. Maju terus olah raga Indonesia.