Kamis 03 Nov 2016 11:30 WIB
Obituari Teddy Thohir (6)

Masjid untuk Ayah Teddy

Pengusaha Garibaldi Thohir saat pemakaman ayahnya almarhum Mochamad Teddy Thohir di pemakaman San Diego Hills, Karawang , Jawa Barat, Selasa (1/11).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Pengusaha Garibaldi Thohir saat pemakaman ayahnya almarhum Mochamad Teddy Thohir di pemakaman San Diego Hills, Karawang , Jawa Barat, Selasa (1/11).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Syahruddin El-Fikri *)

 

Kepergian Teddy Thohir, pada  Selasa (1/11), meninggalkan duka yang mendalam bagi Garibaldi Thohir. Anak kedua dari pasangan Teddy Thohir dan Edna Thohir itu pun ingin memberikan kenang-kenangan dan doa sepanjang masa untuk sang ayah.

Boy berencana membangunkan sebuah masjid untuk sang ayah yang telah menjadi teladan bagi anak-anaknya. “Saya akan membangun masjid buat ayah, biar kami selalu ingat. Dan kami juga akan mendoakan, serta orang-orang yuang turut mendoakan beliau,” ujar Boy Thohir.

Boy sebelumnya sudah membangun sebuah masjid yang cukup megah di Balangan, Kalimantan Selatan. Namanya Masjid al-Abrar. Tapi masjid itu lebih banyak dipakai buat karyawan PT Adaro Indonesia. “Insya Allah membawa kebaikan. Ini untuk warga setempat,” kata Boy.

Masjid ini, kata Boy, diharapkan bisa menjadi Islamic center, pusat kegiatan umat. Tidak melulu hanya soal ibadah, tapi yang non ibadah juga bisa dikembangkan, ada unit usaha, minimarket, ada kegiatan manasik haji, balai pertemuan, dan lain sebagainya.

Tanahnya juga cukup luas, sehingga bisa dimaksimalkan untuk beberapa kegiatan. Pendek kata, masjid ini bisa menjadi pusat atau sentral kegiatan umat. “Kami juga berupaya bekerja sama dengan Yayasan Masjid Sunda Kelapa, Jakarta, dalam mengembangkan hal ini,” ujarnya.

Presiden Adaro Energy Tbk ini berharap, dirinya tidak hanya bisa bikin masjid, tapi tidak bisa memakmurkannya. Jangan hanya ramai saat shalat Jumat, tapi pada hari lain sepi. “Yang demikian ini tidak boleh terjadi. Masjid harus bagus, harus produktif masjidnya juga harus makmur, artinya banyak kegiatan.”

Pendek kata, tutur Boy, masyarakat di sekitar masjid juga harus sejahtera, karena mendapat manfaat dari masjid dan perusahaan yang ada di tempat itu. Ia mencontohkan masjid yang ada di rest area di jalan tol. Walau kecil, kata dia, dan jumlah jamaahnya juga banyak, serta selalu ramai. Jadi intinya, masjid itu harus ramai, harus makmur.

“Mudah-mudahan, saya juga bisa mempraktikkan pembangunan ini di tempat lain. Insya Allah. Kita juga berencana membangun sebuah masjid di daerah Cibubur. Ini sebagai persembahan untuk ayahnda Teddy Thohir. Mudah-mudahan nanti bisa manfaat dan ramai kegiatan keislamannya.”

Boy berharap, masjidnya selain bagus, jamaahnya banyak, banyak aktivitasnya. “Harapan saya masyarakat juga senang dengan masjid. Adem, tenang, dan memberi keteduhan.”

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement