Sabtu 12 Nov 2016 05:01 WIB

Opini Rizal Ramli Soal Aksi Damai dan Ahok di ‘The Wall Street Journal’

Rep: Puti Almas/ Red: Muhammad Subarkah
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Rizal Ramli
Foto: olahdigital: Republika/Mardiah
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Rizal Ramli

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Setelah beberapa pekan terakhir tak terlacak sikapnya Mantan Menko Maritim Rizal Ramli kembali mengeluarkan unek-uneknya dalam menyikapi perkembangan politik kenegaraan terakhir. Namun, jejak pemikiran Rizal itu tidak terlacak di media massa dalam negeri, melainkan dituangkan dan dimuat dalam media ekonomi ternama di dunia yang terbit di New York, Amerika Serikat: The Wall Street Journal edisi 9 November 2016.

Tulisan Rizal terasa istimewa karena ternyata baru pertama kali ada ekonom Indonesia yang mampu menuangkan gagasannya di media ekonomi tersebut. Dalam opini ini Rizal menyoroto  peristiwa seputar Aksi Damai Umat Islam pada 4 November 2016, kasus penistaan ajaran Islam, dan tak lupa menyoroti soal gaya kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Thaja Purnama (Ahok).

Rizal menulis opini di media itu dengan judul : 'Jakarta's Governor Gave Indonesian Islamists an Opening'.

Dan untuk menulis kembali Republika.co.id meminta izin kepada Rizal Ramli melalui juru bicaranya, Adi Masardi.'

'Bang Rizal mengatakan silahkan saja dimuat dan diterjemahkan asalkan masih tetap menyertakan keterangan bahwa tulisan itu berasal dari The Wall Street Journal,'' kata Adi Masardi ketika menjawab permohonan pemuatan kembali tulisan tersebut.

Berikut isi opini Rizal yang terbit pada Kamis lalu:

Aksi protes yang digelar di Jakarta pada Jumat (4/11) mungkin terlihat sangat mencengangkan bagi warga di Ibu Kota. Lebih dari 200 ribu orang memenuhi sepanjang jalan utama. 

Hingga sore hari, aksi unjuk rasa menuntut agar proses hukum terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang dinilai melakukan penistaan agama berlangsung damai.

Hingga malam hari, sekitar pukul 19.00 WIB, terjadi kericuhan yang diduga dipelopori oleh seorang oknum. 

Bahkan, rencanya aksi serupa akan kembali digelar jika tuntuntan mereka tak kunjung dipenuhi.

Bagi orang-orang yang berada di luar Indonesia, Basuki atau akrab disapa Ahok memiliki posisi sulit sebagai politisi dengan etnis Cina dan beragama Kristen. Ia memimpin Ibu Kota di negara yang mayoritas penduduknya adalah Muslim.

Banyak dari orang di negara lain yang berpikir bahwa Indonesia adalah contoh negara dengan penduduk Muslim tidak toleran. Namun, mereka nampaknya tidak melihat dari gaya kepemimpinan Ahok di tengah mayoritas warga moderat di Tanah Air.

Gaya kepemimpinan yang Ahok miliki selama ini dinilai cukup kontroversial. Belum lagi dengan tindakan penggusuran yang dilakukan terhadap orang-orang miskin di berbagai tempat yang dianggap ilegal, tanpa kompensasi yang memadai. 



BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement