Sabtu 14 Jan 2017 06:44 WIB

Debat Pilkada DKI, Wawancara Telepon: Bias Survei Poll Tracking?

 Paslon Cagub dan Cawagub DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno saat mengikuti debat publik perdana di Jakarta, Jumat (13/1) malam.
Foto: Republika/Prayogi
Paslon Cagub dan Cawagub DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno saat mengikuti debat publik perdana di Jakarta, Jumat (13/1) malam.

Oleh Dr Deny JA*

Saya tadi menonton sepintas bahasan soal survei pra dan paskadebat cagub gubernur jakarta. Jika tidak salah pendengaran saya, survei itu menggunakan wawancara melalui nomor telepon (fixed line).

Jika ini benar, jelas survei itu bias dan tak bisa disimpulkan mewakili populasi pemilih Jakarta.

Penyebabnya simpel saja. Data BPS 2015, pemilik nomor telepon (fixed line di Jakarta 2014) hanya 18,78 persen. Survei  telepon itu tak bisa mewakili 81, 22 persen populasi jakarta yang tak punya telepon.

Yang memiliki telepon fixed line umumnya menengah ke atas. Yang tak memiliki telp umumnya menengah ke bawah. Survei menggunakan telp itu bias segmen pemilih menengah atas.

Repotnya dalam pilkada Jakarta, segmen menegah atas dan menengah bawah memiliki pilihan cagub yang berbeda.

Agus Harimurti misalnya unggul telak di pemilih segmen menengah bawah, tapi berimbang bahkan kalah di pemilih segmen menengah atas. Ahok dan Anies lemah di pemilih menengah bawah, oke di pemilih menengah atas.

Jika benar yang diwawancarai hanya yang melalui fixed line telepon, harus dikatakan (disimpulkan) bahwa survei itu hanya mewakili 18,78 persen populasi Jakarta (yang memiliki telepon saja).

Namun sekali lagi ini jika benar pendengaran saya bahwa survei Poll Tracking-nya Hanta Yudha itu menggunakan telepon fixed line.   Cara paling mudah bagi Poll Tracking (Hanta Yudha) untuk mengetahui apakah respondennya sangat bias kelas menengah atas, cukup lakukan uji  proporsi sampel vs populasi.

Coba dilihat apakah data sampel memiliki proporsi yang kongruen dengan data populasi di aneka segmen (ekonomi, pendidikan, agama, dan lainnya).  

Nah, pertanyaanya apakah bro mendengar di TV One, poll tracking menggunakan telepon fixed line? (bukan Hp)?

 

Dr Deny JA*, Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI)

                      

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement