Rabu 22 Feb 2017 10:05 WIB
Kebangkitan Umat 7

Mustafa Kamal, Neokomunis, dan Keabsahan Pilkada

Para ilmuwan di era Turki Utsmani meyakini bahwa musik memiliki kekuatan dalam proses alam.
Foto: Hurriyetdailynews.com/ca
Para ilmuwan di era Turki Utsmani meyakini bahwa musik memiliki kekuatan dalam proses alam.

REPUBLIKA.CO.ID,  Oleh: Rudi Agung  *)

Majalah Al Mujtama’ Kuwait, edisi 25 Desember 1978 edisi 425-426 memuat dokumen rahasia tentang peranan dan konspirasi menumbangkan kekhalifahan Turki Utsmaniyyah. Dilansir Era Muslim, dokumen berasal dari surat yang ditulis Duta Besar Inggris di Konstantinopel Sir Gebrar Lother kepada Menteri Luar Negeri Inggris Sir C Harving pada 29 Mei 1910.

Dalam dokumen dipaparkan rinci bagaimana kaum Freemason melakukan penyusupan ke pelbagai sektor vital pemerintahan Turki untuk mengakhiri kekuasaan Sultan Abdul Hamid II dan mengangkat Mustafa Kamal Ataturk, untuk menghapuskan kekhalifahan Islam di Turki.

Persis tanggal 3 Maret 1924, terjadi peristiwa paling kelam dalam sejarah Islam. Saat itulah Khilafah Islamiyah dihapuskan. Khalifah Abdul Majid II, sang khalifah terakhir, dijemput paksa pasukan militer saat beliau membaca Alquran di perpustakaan dan diusir paksa dari Konstantinopel. Peran besar Mustafa Kamal Attaturk dalam meruntuhkan Khalifah Utsmani diabadikan dalam sejarah.

Banyak literatur mencatat kekejian dan kebencian Mustafa Kamal terhadap Islam. Ia dikenal melakukan sekularisasi di Turki secara besar-besaran dengan pelarangan syariat Islam. Para ulama syahid di tiang gantungan karena melawan. Jilbab dilarang, azan dilakukan dalam bahasa Turki, Masjid Hagia Sophia tidak boleh dipakai untuk shalat lagi, serban dan peci dilarang, penerapan syariat Islam dilarang, pesta campur baur antara lelaki dan perempuan mulai digencarkan.

Mustafa Kamal berniat memutus memori tentang kemulian Islam dari generasi muda Turki. Ia melarang penggunaan tulisan Arab. Penggunaan istilah Arab diganti dengan istilah Latin, dan kata-kata serapan dari bahasa Arab dibuang. Masih banyak lagi usaha sekularisasi Kamal Ataturk. Termasuk memisahkan negara dengan agama. Pada 10 November 1938, Mustafa Kamal meninggal dengan kehinaan dan rasa perih yang mengiringi sakitnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement