REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: dr Yahmin Setiawan, MARS *)
Memiliki bayi yang sehat dan menggemaskan, tentu sangat senang rasanya. Ingin rasanya semua kebutuhan gizinya dapat terpenuhi dengan baik, juga dengan mudah dan murah. Dan ternyata, sebenarnya ada satu cara mudah dan murah untuk memenuhinya, yaitu para ibu menyusui dengan air susu ibu (ASI) kepada bayinya.
Menyusui dengan ASI adalah cara alamiah yang direkomendasikan untuk diberikan kepada semua bayi oleh ibunya. Dan ASI merupakan makanan dan minuman yang terbaik untuk bayi usia 0-6 bulan (secara eksklusif atau hanya ASI saja) dan dilanjutkan sampai bayi berusia 2 tahun dengan makanan pendamping ASI.
Bayi usia 0-6 bulan tidak memerlukan air atau makanan lainnya (seperti air teh, jus, air gula, air beras, susu lain dan bubur), walaupun berada di daerah yang beriklim panas sekalipun. ASI sudah dianggap memenuhi seluruh kebutuhan bayi. Jadi, seorang ibu harus menyusui dengan ASI kepada bayinya secara eksklusif saat bayi berumur 0 – 6 bulan dan dengan makanan pendamping ASI saat bayi berumur 7 – 24 bulan.
Namun sayangnya, target 80 persen cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih sangat jauh dari kenyataan. Prevalensi ASI eksklusif dari Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (1997-2007) menunjukkan, penurunan dari tahun ke tahun yaitu dari 40,2 persen (1997) menjadi 39,5 persen (2003) dan semakin menurun pada tahun 2007 yaitu sebanyak 32 persen. Bahkan, angka ini, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) semakin mengkhawatirkan turun menjadi 15,3 persen di tahun 2010. Praktik pemberian ASI eksklusf hingga usia bayi enam bulan di DKI Jakarta adalah 8,5 persen (Dinkes Propinsi DKI Jakarta, 2005).
Sehingga, diperlukan pengetahuan dan pemahaman akan ASI yang sangat penting termasuk menjawab pertanyaan "Mengapa ASI Sangat Penting?” Terdapat dua alasan kuat untuk menjelaskan bahwa ASI sangat penting yang perlu diketahui. Alasan pertama ASI sangat penting adalah karena seorang ibu menyusui ASI kepada bayinya merupakan perintah Allah SWT sebagai sebuah ibadah.
Di dalam Alquran surat Al Baqarah ayat 233, Allah SWT berfirman, “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan.” Dan dalam surat Al-Ahqaf ayat 15, Allah SWT juga berfirman, “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan.” (QS Al-Ahqaf : 15)
Sehingga, menyusui ASI dari seorang ibu kepada bayinya merupakan sebuah ibadah dan bagian melaksanakan perintah Allah SWT. Kedudukannya sama dengan melaksanakan ibadah yang lainnya, seperti melaksanakan ibadah shalat dan puasa.
Bahkan, apabila seorang ibu tidak memungkinkan untuk menyusui ASI kepada bayinya secara langsung karena alasan yang tepat dan benar, maka dapat dilakukan dengan ibu persusuan. Terdapat penjelasan tentang ibu persusuan dari Allah SWT dalam Alquran surat Al Baqarah ayat 233, yaitu “Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”
Kemudian alasan kedua ASI sangat penting adalah karena menyusui dengan ASI sangatlah banyak memberikan manfaat. Manfaat dari menyusui ASI ini sangat dirasakan oleh bayi dan ibu, keluarga dan negara.
Sangat banyak manfaat kesehatan untuk bayi dan ibu dari kegiatan menyusui ASI yang dilaksanakan, namun pada intinya manfaat yang didapatkan adalah dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi pascamelahirkan serta meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat (dapat menurunkan angka kesakitan dan permasalahan gizi kurang-buruk pada bayi).
Dengan menyusui ASI pada bayinya, keluarga dapat menghemat pengeluarannya (tidak memerlukan membeli susu formula, botol dan dot serta tidak memerlukan pengeluaran untuk membeli gas dan air bersih), sehingga anggaran yang ada dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok lainnya. Dan buat keluarga dhuafa/miskin, dengan meyusui ASI akan menghindari beban ekonomi tambahan.
Untuk negara, kegiatan menyusui ASI selain meningkatkan kesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu dan anak (KIA) juga dapat mengurangi beban limbah dari kaleng-kaleng susu formula yang digunakan serta mencegah masyarakat dari penggunaan susu formula palsu yang terdapat di pasaran.
9 langkah sukses menyusui pada ibu bekerja
Banyak penyebab yang mempengaruhi rendahnya pemberian ASI eksklusif. Salah satunya adalah pada ibu menyusui yang bekerja. Terdapat banyak ibu yang bekerja akan menghentikan menyusui ASI pada bayinya dan beralih ke susu formula ketika masa cuti bekerjanya telah selesai. Hal ini disebabkan karena kurangnya dukungan dari keluarga dan masyarakat termasuk institusi yang mempekerjakan perempuan yang belum memberikan tempat dan kesempatan bagi ibu untuk menyusui di tempat kerja, jarak dari rumah ke kantor yang jauh dan sulit kendaraan serta tenaga kesehatan yang kurang mendukung.
Sebenarnya, ada sembilan langkah yang dapat dilakukan oleh ibu menyusui yang bekerja agar sukses menyusui ASI pada bayinya secara eksklusif dan sampai 2 tahun, yaitu: Niat dan yakin bahwa menyusui bisa sukses walaupun sudah mulai bekerja, serta perbanyak pengetahuan dan tukar pengalaman tentang menyusui yang baik dan benar dari tenaga kesehatan yang terlatih tentang laktasi.
Selama masa cuti, ibu hanya menyusui ASI pada bayinya. Biasakan untuk menyusui bayi sebelum ibu berangkat bekerja. Lakukan juga pengeluaran ASI untuk persediaan di rumah sebelum ibu berangkat kerja.
Keluarkan ASI sebanyak mungkin dan tampung ke cangkir atau tempat/teko yang bersih. Ada ibu yang dapat mengeluarkan sampai dua cangkir (400-500 ml) atau lebih walaupun setelah bayi selesai menyusui. Tetapi, meskipun hanya secangkir (200 ml) sudah bisa untuk pemberian dua kali @100 ml. Lakukan pangosongan payudara dengan perah ASI di tempat kerja, setiap 3-4 jam.
Pengosongan payudara untuk mengeluarkan ASI dapat diperah melalui tiga cara, yakni menggunakan tangan, memakai alat secara manual atau menggunakan pompa elektrik. Kita bisa memilih cara yang dianggap paling gampang dan nyaman. Tapi, jika menilik dari kepraktisan dan sisi ekonomis, memerah ASI dengan tangan lebih unggul dibandingkan dua cara yang lain. Kita bisa melakukan kapan saja tanpa repot mencari alat bantuan khusus. Kecuali wadah untuk menampung ASI.
Namun, apapun cara yang dipilih, jangan abaikan faktor kebersihan. Sebelum memerah ASI, siapkan wadah tertutup yang bersih dan steril untuk menampung ASI. Cucilah tangan kita dengan sabun dan air, hingga bersih. Selanjutnya, perah sedikit ASI, lalu oleskan pada puting dan areola. Tindakan ini sebaiknya dilakukan dengan alasan ASI mengandung zat anti bakteri. Setelah siap, silakan mulai memerah ASI.
ASI dapat disimpan di lemari pendingin dan dibawa pulang. ASI dapat diberikan pada bayi saat ibu bekerja dengan menggunakan cangkir, tidak boleh menggunakan dot.
Penyimpanan ASI dilakukan selama 6-8 jam di temperature ruangan (19-25°C), bila masih kolostrum (susu awal, 1-7 hari) bisa sampai 12 jam. Dapat disimpan selama 1-2 hari di lemari es (4°C) serta bisa bertahun dalam “deep freezer” (-18°C). Pada ASI beku yang akan digunakan, perlu dicairkan dahulu dalam lemari es (4°C). ASI kemudian tidak boleh dimasak, hanya dihangatkan dengan merendam cangkir dalam air hangat. Pada saat ibu di rumah, sesering mungkin bayi disusui, dan antijadwal menyusuinya sehingga banyak menyusui di malam hari.
Keterampilan mengeluarkan ASI dan mengubah jadwal menyusui, sebaiknya telah mulai dipraktikkan sejak satu bulan sebelum kembali bekerja. Minum dan makan makanan yang bergizi dan cukup selama bekerja dan selama menyusui bayi. Selanjutnya adalah hindari stres karena beban fisik dan mental akan menghambat asi sehingga kuantitas menjadi terganggu.
Kepada para pemilik perusahaan dan perkantoran, sangat perlu didorong untuk menyediakan tempat khusus bagi para karyawan perempuannya yang ingin menyusui atau memerah ASI nya di tempat kerja. Bagi ibu yang bekerja dapat diberikan waktu khusus untuk memerah ASI setiap 3-4 jam sekali selama 15-30 menit di dalam waktu kerjanya.
Mari kita galakkan ibu menyusui ASI kepada bayinya selama 2 tahun, untuk wujudkan generasi bangsa yang sehat dan cerdas.
*) Direktur RS Sari Asih, Serang