Jumat 14 Apr 2017 08:29 WIB

Jakarta Akan Punya Gubernur Baru?

Kandidat calon Gubernur DKI Jakarta Nomor urut 2 Basuki Tjahaja Purnama dan Kandidat calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Anies Baswedan pada debat putaran kedua atau debat terakhir Cagub-Cawagub pada Pilkada DKI Jakarta 2017 di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (12/4).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Kandidat calon Gubernur DKI Jakarta Nomor urut 2 Basuki Tjahaja Purnama dan Kandidat calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Anies Baswedan pada debat putaran kedua atau debat terakhir Cagub-Cawagub pada Pilkada DKI Jakarta 2017 di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (12/4).

Oleh: DR Denny JA, Pendiri LSI

Akankah Jakarta punya gubernur baru? Akankah akhirnya Ahok dikalahkan people power, tapi tidak melalui demo di jalan, namun melalui kotak suara? Ini pertanyaan yang seketika muncul ketika membaca laporan survei LSI paling mutakhir, menjelang hari pencoblosan.

Sisa enam hari ini menentukan. Jika tak ada blunder fatal di kubu Anies-Sandi, tak ada pula Big Bang yang menggetarkan di kubu Ahok, dengan asumsi pilkada bersih dan jujur, juga pola golput yang normal, yang tak mencoblos di kubu Anies dan Ahok terbagi proporsional, besar kemungkinan Jakarta akan punya gubernur baru.

Hasil survei LSI yang baru saja selesai, April 2017, Anies- Sandi   51.4 persen. Ahok-Djarot 42.7 persen. Yang belum menentukan 5.9 persen.

Per hari ini, semua survei yang dipublikasikan resmi, semuanya menunjukkan Anies- Sandi unggul. Setidaknya sudah ada lima lembaga survei yang secara resmi sudah mempublikasikan risetnya.

Di samping LSI Denny JA, juga SMRC, Media, Pollmark, SDI sudah mengumumkan temuan muthakirnya. Dalam semua publikasi survei itu, Anies-Sandi di atas Ahok-Djarot dengan selisih terendah di SMRC (sekitar 1 persen), dan tertinggi di LSI Denny JA (sekitar 8 persen). Per hari ini tak ada satupun lembaga survei yang mengumumkan Ahok-Djarot unggul di atas Anies-Sandi.

Survei LSI dilakukan pada tanggal 7 – 10 April 2017 di Jakarta,  secara tatap muka terhadap 440 responden. Responden dipilih dengan menggunakan metode multistage random sampling. Margin of Error survei ini plus minus 4.8%.

Survei ini dibiayai dengan dana sendiri, dan dilengkapi pula dengan  riset  kualitatif (FDG/focus group discussion, media analisis, dan indepth interview).

Dan memang,  bila dibandingkan dengan survei LSI Denny JA di bulan Maret 2017,  kedua pasang calon sama-sama mengalami kenaikan. Di bulan Maret 2017 elektabilitas pasangan Anies-Sandi sebesar 49.7 %.  Di bulan April 2017, mengalami kenaikan sebesar 1.7 % menjadi 51.4 %.

Sementara pasangan Ahok-Djarot, di bulan  Maret 2017, elektabilitasnya sebesar 40.5 %. Di bulan April 2017 kenaikan sebesar 2.2 % menjadi 42.7 %.

Ketika data elektabilitas dibreakdown ke beberapa segmen pemilih penting, terlihat kedua pasangan calon saling mengalahkan di kategori pemilih tertentu.

Di segmen pemilih Musim, populasi pemilih terbesar, pasangan Anies-Sandi unggul  dari pasangan Ahok Djarot. Anies-Sandi memperoleh dukungan sebesar 56.6 %, sementara pasangan Ahok Djarot memperoleh dukungan sebesar 37.2 %.

Tapi  di segmen pemilih  non muslim,pasangan Ahok-Djarot unggul mutlak. Pasangan ini memperoleh dukungan sebesar 91.3 %. Sementara Anies-Sandi hanya memperoleh dukungan sebesar 5.7 %.

Pemilih minoritas jauh lebih solid (di atas 90 persen) mendukung Ahok-Djarot, ketimbang pemilih Muslim (di bawah 60 persen) mendukung Anies-Sandi. Walau yang nampak permukaan dan menjadi berita acapkali mobilisasi pemilih Muslim, namun hasil nyata justru pemilih non- Muslim yang lebih solid berkubu.

Di segmen pemilih  berdasarkan usia, Anies-Sandi unggul di hampir semua segmen usia kecuali di pemilih lansia (diatas 50 tahun). Misalnya di pemilih pemula (early voters), mereka yang berusia dibawah 19 tahun, Anies-Sandi memperoleh dukungan sebesar 59.3 %. Sementara pasangan Ahok-Djarot memperoleh dukungan sebesar 33.9 %. Di pemilih lansia, Ahok-Djarot justru unggul. Di kategori usia ini, Ahok-Djarot memperoleh dukungan sebesar 52.0 %, sementara pasangan Anies-Sandi memperoleh dukungan sebesar 43.1 %.

Di segmen pemilih  berbasis tingkat pendidikan, dukungan kedua pasangan calon pun berbeda secara diametral. Mereka yang berpendidikan rendah (hanya tamat SLTA atau dibawahnya) umumnya lebih mendukung pasangan Anies-Sandi. Sementara  di segmen pemilih berpendidikan tinggi, Ahok-Djarot cukup perkasa.

Namun untuk semua pemilih berdasarkan segmen ekonomi, kelas menengah atas dan bawah, terjadi perubahan signifikan. Untuk pertama kalinya Anies mengungguli Ahok di pemilih kelas menengah atas. Ini kemajuan paling penting bagi team Anies Sandi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement