Jumat 20 Oct 2017 11:45 WIB
Inspira

Cara Berkomunikasi dengan Kids Zaman Now

Erik Hadi Saputra
Foto: dokpri
Erik Hadi Saputra

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Erik Hadi Saputra, Kaprodi S1 Ilmu Komunikasi dan Direktur Kehumasan dan Urusan Internasional, Universitas AMIKOM Yogyakarta

Sebuah perusahaan besar yang sedang men­cari karyawan dalam tes tertulisnya hanya memberikan satu kasus untuk dijawab. Ka­sus itu sebagai berikut:

"Anda sedang mengendarai sepeda motor di te­ngah malam gelap gulita dan hujan lebat di sebuah daerah yang penduduknya sedang diungsikan se­muanya karena bencana banjir. Pemerintah setem­pat hanya bisa memberikan bantuan satu bus yang juga sedang penuh mengangkut orang-orang ke kota terdekat. 

Saat itu juga Anda melewati sebuah perhentian bus satu-satunya di daerah itu. Di lokasi pember­hentian bus itu, anda melihat tiga orang yang meru­pakan orang terakhir di daerah itu yang sedang me­nung­gu bus. Seorang nenek tua yang sekarat, seorang dokter yang pernah menyelamatkan hidup Anda sebelumnya, dan seseorang yang selama ini menjadi idaman hati Anda. 

Akhirnya Anda dihadapkan pada keadaaan hanya bisa mengajak satu orang yang bisa Anda bonceng. Siapakah yang akan Anda ajak? Jelaskan jawaban mengapa Anda melakukan itu? Sebelum Anda men­jawabnya, terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan.

Pertama, seharusnya anda menolong nenek tua itu duhulu karena sang nenek sudah sekarat. Jika tidak segera ditolong nenek tua itu akan me­ning­gal. Namun jika dipikir-pikir, orang yang sudah tua me­mang sudah mendekati ajalnya. Sedangkan yang lainnya masih sangat muda dan harapan hidup ke depannya masih panjang. 

Kedua, dokter itu pernah menyelamatkan hidup Anda. inilah saat yang tepat untuk membalas budi ke­padanya. Tapi kalau dipikir, jika sekedar memba­las budi, bisa lain waktu kan? Namun, kita tidak akan per­nah tahu kapan kita mendapatkan kesempatan itu lagi. 

Ketiga, mendapatkan idaman hati adalah hal yang sangat langka. Jika kali ini Anda lewatkan mungkin Anda tak akan pernah bertemu dia lagi dan impian Anda akan kandas selamanya. Jadi mana yang Anda pilih?"

Dari 4.000-an orang pelamar hanya satu orang yang diterima bekerja di perusahaan tersebut. Orang yang diterima tersebut tidak menjelaskan jawabannya, hanya menulis dengan singkat. "Saya akan mem­berikan kunci motor saya kepada sang dokter dan meminta dia untuk membawa nenek tua yang sedang sekarang tersebut untuk ditolong segera. Sedangkan saya sendiri akan tetap tinggal di sana dengan sang idaman hati saya untuk menunggu bus kembali meno­long kami.” 

Pembaca yang kreatif, kalau anak muda seka­rang (yang belakangan kerap disebut Kids Zaman Now) mende­ngar kalimat kata ini mereka akan mengatakan, ”Asyik.. cie..cie”. Banyak sekali kata-kata spontan yang keluar karena perkembangan komunikasi di media sosial.

Penulis best-seller Quantum Learning, Bobbi De­Por­ter, mengatakan bahwa salah satu kunci keung­gulan dalam komunikasi adalah berbicara dengan mak­sud baik yang dapat memastikan Anda hanya diperbo­leh­kan berbicara jika niat Anda positif. Misalnya, jika ada seorang teman yang sedang berlatih untuk bernyanyi solo dalam sebuah konser musik dan Anda diminta untuk menyampaikan pendapat atau penilaian tentang penampilannya, maka Anda dapat saja me­ngatakan bahwa lagu yang dinyanyi­kan­nya terdengar sumbang, dan itu masih bisa dika­tegorikan bermaksud baik mes­ki­pun akan terdengar negatif. Maksud dari komentar An­da yang apa adanya itu adalah positif dan bermaksud menolong teman agar dapat memberikan penampilan terbaiknya. 

Seorang ibu memu­tuskan untuk berhenti mengo­meli putranya me­ngenai kebiasaan be­lajarnya yang buruk dan kamarnya yang berantakan. Selama satu bulan, sang ibu hanya akan berkomentar tentang hal-hal yang positif. Dalam waktu dua pekan, si ibu me­ngamati anaknya yang menghabiskan waktu lebih banyak di meja makan sepulang dari sekolah, hanya untuk sekedar duduk-duduk dan membicarakan hal-hal yang dihadapinya sehari-hari. Menurut sang ibu, perubahan itu melahirkan kebiasaan baru yang menyenangkan.

Berdasarkan cerita di atas maka, menurut Bobbi De­Porter, untuk bisa me­ngasah agar komunikasi berjalan dengan baik dan lancar ada beberapa tips dan trik yang dapat kita dilakukan untuk Kids Zaman Now.

Pertama, beru­sa­ha­lah saling memahami sudut pandang masing-ma­sing. Kedua, mende­ngarkan dengan penuh perhatian tanpa meremehkan dan meng­haki­mi. Ketiga, mengasah ke­mampuan berko­mu­nikasi dengan menggunakan expression (ekspresi), attentiveness (per­hatian) dan restatement (me­ngulangi) (EAR). 

Keempat, ketika ber­tin­dak menjadi pende­ngar, jangan pernah me­la­kukan grabbing the glory (ingin lebih unggul), advising (sok menggu­rui), belittling (mengang­gap remeh seseorang) dan sidestep­ping (meng­hindar dari menjawab) (GRABS). 

Terakhir, jika sese­orang tidak meminta nasehat Anda, jangan berikan. Pada umumnya, orang yang sedang ber­masalah tidak ingin orang lain mem­perbaiki ma­salah mereka. Mere­ka hanya ingin seseorang menunjukkan kepedulian kepada mereka. Sehat dan sukses selalu. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement