REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Erik Hadi Saputra, Kaprodi S1 Ilmu Komunikasi dan Direktur Kehumasan dan Urusan Internasional, Universitas AMIKOM Yogyakarta
Sebuah perusahaan besar yang sedang mencari karyawan dalam tes tertulisnya hanya memberikan satu kasus untuk dijawab. Kasus itu sebagai berikut:
"Anda sedang mengendarai sepeda motor di tengah malam gelap gulita dan hujan lebat di sebuah daerah yang penduduknya sedang diungsikan semuanya karena bencana banjir. Pemerintah setempat hanya bisa memberikan bantuan satu bus yang juga sedang penuh mengangkut orang-orang ke kota terdekat.
Saat itu juga Anda melewati sebuah perhentian bus satu-satunya di daerah itu. Di lokasi pemberhentian bus itu, anda melihat tiga orang yang merupakan orang terakhir di daerah itu yang sedang menunggu bus. Seorang nenek tua yang sekarat, seorang dokter yang pernah menyelamatkan hidup Anda sebelumnya, dan seseorang yang selama ini menjadi idaman hati Anda.
Akhirnya Anda dihadapkan pada keadaaan hanya bisa mengajak satu orang yang bisa Anda bonceng. Siapakah yang akan Anda ajak? Jelaskan jawaban mengapa Anda melakukan itu? Sebelum Anda menjawabnya, terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan.
Pertama, seharusnya anda menolong nenek tua itu duhulu karena sang nenek sudah sekarat. Jika tidak segera ditolong nenek tua itu akan meninggal. Namun jika dipikir-pikir, orang yang sudah tua memang sudah mendekati ajalnya. Sedangkan yang lainnya masih sangat muda dan harapan hidup ke depannya masih panjang.
Kedua, dokter itu pernah menyelamatkan hidup Anda. inilah saat yang tepat untuk membalas budi kepadanya. Tapi kalau dipikir, jika sekedar membalas budi, bisa lain waktu kan? Namun, kita tidak akan pernah tahu kapan kita mendapatkan kesempatan itu lagi.
Ketiga, mendapatkan idaman hati adalah hal yang sangat langka. Jika kali ini Anda lewatkan mungkin Anda tak akan pernah bertemu dia lagi dan impian Anda akan kandas selamanya. Jadi mana yang Anda pilih?"
Dari 4.000-an orang pelamar hanya satu orang yang diterima bekerja di perusahaan tersebut. Orang yang diterima tersebut tidak menjelaskan jawabannya, hanya menulis dengan singkat. "Saya akan memberikan kunci motor saya kepada sang dokter dan meminta dia untuk membawa nenek tua yang sedang sekarang tersebut untuk ditolong segera. Sedangkan saya sendiri akan tetap tinggal di sana dengan sang idaman hati saya untuk menunggu bus kembali menolong kami.”
Pembaca yang kreatif, kalau anak muda sekarang (yang belakangan kerap disebut Kids Zaman Now) mendengar kalimat kata ini mereka akan mengatakan, ”Asyik.. cie..cie”. Banyak sekali kata-kata spontan yang keluar karena perkembangan komunikasi di media sosial.
Penulis best-seller Quantum Learning, Bobbi DePorter, mengatakan bahwa salah satu kunci keunggulan dalam komunikasi adalah berbicara dengan maksud baik yang dapat memastikan Anda hanya diperbolehkan berbicara jika niat Anda positif. Misalnya, jika ada seorang teman yang sedang berlatih untuk bernyanyi solo dalam sebuah konser musik dan Anda diminta untuk menyampaikan pendapat atau penilaian tentang penampilannya, maka Anda dapat saja mengatakan bahwa lagu yang dinyanyikannya terdengar sumbang, dan itu masih bisa dikategorikan bermaksud baik meskipun akan terdengar negatif. Maksud dari komentar Anda yang apa adanya itu adalah positif dan bermaksud menolong teman agar dapat memberikan penampilan terbaiknya.
Seorang ibu memutuskan untuk berhenti mengomeli putranya mengenai kebiasaan belajarnya yang buruk dan kamarnya yang berantakan. Selama satu bulan, sang ibu hanya akan berkomentar tentang hal-hal yang positif. Dalam waktu dua pekan, si ibu mengamati anaknya yang menghabiskan waktu lebih banyak di meja makan sepulang dari sekolah, hanya untuk sekedar duduk-duduk dan membicarakan hal-hal yang dihadapinya sehari-hari. Menurut sang ibu, perubahan itu melahirkan kebiasaan baru yang menyenangkan.
Berdasarkan cerita di atas maka, menurut Bobbi DePorter, untuk bisa mengasah agar komunikasi berjalan dengan baik dan lancar ada beberapa tips dan trik yang dapat kita dilakukan untuk Kids Zaman Now.
Pertama, berusahalah saling memahami sudut pandang masing-masing. Kedua, mendengarkan dengan penuh perhatian tanpa meremehkan dan menghakimi. Ketiga, mengasah kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan expression (ekspresi), attentiveness (perhatian) dan restatement (mengulangi) (EAR).
Keempat, ketika bertindak menjadi pendengar, jangan pernah melakukan grabbing the glory (ingin lebih unggul), advising (sok menggurui), belittling (menganggap remeh seseorang) dan sidestepping (menghindar dari menjawab) (GRABS).
Terakhir, jika seseorang tidak meminta nasehat Anda, jangan berikan. Pada umumnya, orang yang sedang bermasalah tidak ingin orang lain memperbaiki masalah mereka. Mereka hanya ingin seseorang menunjukkan kepedulian kepada mereka. Sehat dan sukses selalu.