Oleh: DR Fuad Bawazier*
Dari kacamata ekonomi, yang disebut era Orde Baru adalah saat dimulainya kebijakan ekonomi Indonesia dituntun atau diarahkan Bank Dunia (1967) yang dibantu IMF dan Bank Pembangunan Asia, dan dijalankan oleh ekonom-ekonom pemerintah yang sering dijuluki Mafia Berkeley.
Meskipun policy ekonomi neolib yang dijalankan semasa ORBA tidak seleluasa atau “seliar” sekarang karena masih ada UUD 45 yang belum d amandemen dan faktor Pak Harto sebagai Angkatan 45 yang selalu mengawal jiwa dan semangat cita cita Proklamasi 45, namun pelan pelan upaya-upaya membelakangi Pasal 33 UUD 45 sebenarnya sudah berlangsung.
Selama dalam binaan neolib 50 tahun ini, puja puji dari Group Bank Dunia kpd perekonomian Indonesia dan para pengelolanya sungguh luar biasa, terus menerus dan memabokkan. Selama 50 tahun itu praktis dari waktu ke waktu dikatakan bahwa ekonomi Indonesia adalah sukses dan akan menjadi yg terbaik, terkuat, dikagumi, akan menjadi sekian besar ekonomi dunia dan segudang “akan-akan atau janji janji gombal” lainnya.
Kalau saja puja puji atau ramalan-ramalan Bank Dunia cs itu jujur, tentu saja Indonesia sekarang sudah jadi negara besar yg di perhitungkan seperti halnya kebangkitan ekonomi Korsel atau China yg mulainya jauh sesudah Indonesia. Tapi semua itu hanya ‘pemberian harapan palsu’ atau HP be;aka yang tidak pernah menjadi kenyataan. Yang pasti Indonesia semakin tertinggal jauh dibandingkan dengan negara lain yang sebelumnya setara.