Rabu 08 Nov 2017 04:03 WIB

Zakat dan Perubahan Perilaku Muzaki

Nana Sudiana
Foto: dok. Humas PKPU
Nana Sudiana

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Nana Sudiana *)

Kenali dirimu, kenali musuhmu, dan kenali medan tempurmu. Dan kau akan memenangi seribu pertempuran” (Sun Tzu)

Dunia zakat bukan berada di ruang hampa. Selalu ada perubahan walau kadang tak terlihat nyata. Perubahan ini termasuk dalam hal perilaku sejumlah pihak yang berada di lingkup dunia zakat. Kali ini, kita ingin melihat sejauhmana perilaku muzaki dalam berdonasi maupun ketika memilih Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) yang ada. Ini penting untuk diketahui oleh OPZ agar ia mampu mengimbangi trend ini sehingga bisa terus menjadi bagian dari dinamika yang terjadi, termasuk dalam hal meningkatkan penghimpunan zakatnya serta menjaga hubungan baik dengan para muzakinya.

Di kurun waktu yang disebut era globalisasi seperti saat ini, ternyata  teknologi informasi telah demikian tumbuh pesat bahkan menjadi suatu kebutuhan untuk dikonsumsi masyarakat. Kondisi ini tiada lain berkenaan dengan pentingnya sebuah informasi demi mempermudah segala macam kebutuhan hidup. Dalam sebuah hasil survey yang dilakukan oleh salah satu lembaga riset dunia yang bergerak dibidang teknologi informasi yaitu ”We Are Social”, pada 26 Januari 2017 merilis bahwa, Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan jumlah pengguna internet terbesar di dunia. Hal ini mengalami kenaikan hingga 51 persen, atau sejumlah 132,7 juta pengguna internet di Indonesia.

Kenaikan trend menggunakan internet ini semakin hari semakin meningkat. Dan ini akan berimplikasi juga pada perilaku kehidupan saat berbelanja. Banyak orang kini mulai terbiasa dengan berbelanja secara online. Maraknya perilaku berbelanja dan bertransaksi secara online ternyata berpengaruh pula pada muzaki. Banyak dari mereka mulai terbiasa dengan beragam kemudahan dalam melakukan transaksi keuangan maupun ketika berbelanja.

Mereka juga mulai selektif untuk memilih model sistem pembayaran online, benefit yang didapatkan secara langsung maupun tidak langsung serta saat yang sama, mereka juga terus mengikuti segala inovasi lainnya yang diberikan lembaga pengelola keuangan. Hal yang diharapkan ini pada ujungnya bermuara pada kemudahan pengguna dalam melakukan berbagai macam pembayaran digital.

Dari perilaku itulah, kemudian muncul tuntutan yang sama dari para muzaki, agar kebiasaan-kebiasaan mereka dengan kemudahan transaksi ini bisa juga diakomodir oleh OPZ. Mereka berharap zakat, infaq, sedekah dan bahkan pembelian hewan kurban oleh OPZ mekanisme dan sistemnya setara dengan kemudahan transaksi dan layanan di dunia perbankan.

Pada awalnya trend masyarakat dan muzaki dalam penggunaan sistem digital ini lebih banyak untuk mencari informasi. Namun lambat laun berkembang ke arah transaksi keuangan. Masyarakat kini yang semakin di isi generasi milenial semakin cenderung ingin segala sesuatunya serba instan dan cepat. Misalnya, ketika masyarakat mendapat informasi tentang zakat, mereka lantas coba dengan cepat mencari OPZ-nya serta produk dan aktivitas programnya. Bukan itu saja, begitu mereka melihat proram yang ditawarkan, kadang mereka juga tak sabar ingin langsung membantu dengan cara langsung berdonasi.

OPZ menjawab tantangan

Dengan semakin kuatnya kebiasaan masyarakat menggunakan transaksi digital, mau tidak mau OPZ-OPZ juga berbenah. Mereka dengan cepat menangkap trend masyarakat yang juga sebagian adalah muzaki mereka untuk juga bisa barzakat digital. Sejumlah OPZ mulai mendesain dan membuat platform kemudahan zakat digital. Intinya OPZ ingin menjadi pihak yang juga bisa diterima dan dipercaya sebagai penyedia jasa untuk memudahkan masyarakat dalam berzakat, infak dan sedekah.

Trend ini memang berharga mahal bagi OPZ. Mahal dari sisi finansial serta mahal dari sisi pembelajaran dan teknologinya. Ini semua kan sebenarnya masih lebih banyak untuk antisipasi di masa yang akan datang, namun saat ini juga platform ini harus tersedia dengan cepat serta langsung harus bisa teruji dalam implementasinya. Walau pada awalnya berat, namun bagi sejumlah OPZ, hal ini harus dilakukan untuk menangkap peluang terjadinya pergeseran perilaku dan dinamika masyarakat dalam melakukan proses transaksi. Mereka yang pada awalnya terbiasa dengan mekanisme konvensional kini secara perlahan namun pasti mulai beralih  kepada mekanisme transaksi digital.

Tuntutan pada OPZ semakin tidak mudah manakala muncul ekspektasi bahwa kemudahan ini tak boleh hanya berhenti dari sisi pengumpulan atau penghimpunan zakat semata. Tuntutan ini ingin lebih luas dari sekedar hal tadi, yakni adanya kemudahan dalam memilih program yang akan dibantu, orang atau mustahiknya yang akan dibantu serta lokasi atau wilayah sasaran yang ingin dibantu.

Tuntutan dari trend kehidupan muzaki ini tak diingkari oleh sejumlah OPZ. Kebutuhan akan kemudahan transaksi justru pada akhirnya menantang OPZ untuk lebih termotivasi menciptakan inovasi baru dalam dunia zakat di Indonesia. Semua tiada lain didedikasikan demi peningkatan layanan zakat dan agar umat terus mendapatkan kemudahan dalam menunaikan ibadah zakat sebagai bagian rukun Islam yang lima.

Inovasi ini pada akhirnya dijawab oleh sejumlah OPZ dengan mewujudkan berbagai inovasi platform yang memudahkan. Rumah Zakat misalnya, mereka meluncurkan 'sharing happiness', yaitu sebuah tagline dari gerakan memudahkan muzaki. Muzaki mereka diarahkan untuk bisa mengakses situs www.sharinghappiness.org. Dari sana muzaki bisa melihat dan memilih langsung profil orang-orang yang akan dibantu. Setelah mereka berdonasi, mereka akan mendapatkan laporan langsung melalui SMS.

Dompet Dhuafa (DD) juga ternyata sama, ia menyadari trend ini dan kemudian berusaha melakukan inovasi juga. Karena itu DD membuat platform khusus agar masyarakat bisa membayar zakat secara online, melalui www.bawaberkah.org. DD sendiri meluncurkan ini didasari pembacaan akan trend yang ada, bahwa kini semakin banyak orang dan muzaki mereka yang ingin lebih terlibat dalam pengelolaan zakat. DD menyadari, bahwa semakin banyak pihak yang ikut andil dalam pengelolaan dana zakat dan sosial maka akan semakin memudahkan DD nantinya dalam menyalurkannya demi kepentingan dhuafa.

Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) sebagai OPZ yang lahir di zaman milineals tak ketinggalan untuk unjuk gigi dalam pensikapan trend serba digital ini.  IZI akhirnya meluncurkan Zakatpedia.com. Zakatpedia ini dipersembahkan IZI untuk tetap memenuhi minat publik yang sudah terbiasa menyentuh teknologi informasi melalui smartphone agar dapat mempermudah muzaki untuk berdonasi zakat, infak dan sedekah.

Bagi IZI yang memiliki tagline “memudahkan, dimudahkan” peluncuran www.zakatpedia.com bukan sekedar memenuhi trend.  IZI justru ingin memastikan bahwa slogan atau tagline yang ia usung bukan sekedar jargon atau rangkaian kata. IZI benar-benar ingin berkhidmat di dunia zakat dengan tujuan mempermudah muzaki yang mau berzakat, maupun berdonasi kepada IZI. IZI berharap agar platform yang dibuat ini sekaligus menjawab minat publik yang mungkin belum sempat mendatangi gerai-gerai untuk menunaikan zakat, solusinya bisa langsung tunaikan melalui aplikazi zakatpedia IZI.

Salah satu perbedaan atau keunggulan program zakatpedia juga diantaranya dapat mempermudah bertransaksi berbasis Internet, transparan dan Accountable, Instan untuk berzakat, berinfak maupun bersedekah. Platform ini juga dapat mengetahui update jumlah penghimpunan program, serta transaksinya didukung dengan menggunakan 14 rekening Bank ternama.

Semua kembali kepada muzaki

Cerita tentang ketiga platform yang dibuat OPZ tadi, sebenarnya gambaran dari tidak pernah berhentinya para aktivis gerakan zakat dari inovasi demi perbaikan dan kemudahan layanan zakat. Mereka semua menyadari bahwa zaman boleh berubah, perilaku dan fasilitas pun bisa berubah, namun namanya ibadah zakat pada dasarnya tak boleh ditinggalkan dan harus terus ditunaikan.

Secara umum kesadaran ini sebetulnya hampir dirasakan oleh semua OPZ, namun tak semua memiliki kemampuan untuk merespon cepat dan akurat. Apalagi bila dilihat sumberdaya dan sumberdana yang tak sama diantara OPZ yang ada di Indonesia saat ini. Walau begitu, seluruh OPZ punya keinginan kuat untuk memberikan jawaban akan kebutuhan di masa modern ini. Kebutuhan itu tak lain dengan terus berinivasi untuk memberikan kemudahan dalam berdonasi zakat, infak, dan sedekah, termasuk kemudahan berdonasi melalui smartphone yang saat ini bukan lagi menjadi barang mahal.

Kini, setelah kemudahan berzakat nyata adanya, semuanya berpulang pada muzaki dan calon muzaki. Apakah kemudahan ini mendorong semangat mereka untuk juga semakin tinggi dalam membantu sesama atau malah muzaki dan calon muzaki justru mencari lembaga lainnya lagi yang malah masih berada dalam kategori konvensional. Karena tokh tak ada jaminan juga apakah OPZ atau lembaga filantropi lainnya yang konvensional akan mati dan tenggelam digerus perubahan zaman. Yang tak boleh dilupakan oleh kita semua adalah, kadang ada sisi yang justru muncul dalam benak banyak orang, termasuk juga muzaki yang malah berfokus membantu mereka yang lembaganya terlihat lemah, tak berdaya dan tanpa kemampuan sistem organisasi yang memadai.

Bagi OPZ-OPZ besar dan skalanya nasional, jangan pernah lupa bahwa urusan sumbang-menyumbang atau donasi ini, termasuk zakat, kadang tak linear adanya. Ada sejumlah trend yang bisa berubah di setiap situasi dan kondisi yang ada. Semua ini bisa dipengaruhi situasi sosial atau budaya yang terjadi dalam kurun waktu tertentu atau adanya regulasi yang muncul dan kemudian diberlakukan.

Pengguna internet memang semakin banyak, namun kadang malah orang-orang yang sangat kaya malah tak suka memiliki smartphone yang sebaliknya dianggap menganggu kehidupannya. Trend yang lebih baru malah banyak orang kini beralih dari kebiasaan komunikasi dengan simbol (tulisan) menuju komunikasi dengan gambar (video). Menurut sejumlah analis media, konten live video terus meningkat.

Pada tahun 2016, ada 14 persen dari pemasar bereksperimen dengan konten video. Kini sejumah situs streaming dan platform seperti Facebook maupun Youtube terus meningkat jumlah video yang diunggah oleh para penggunanya. Dalam rekap tahunan 2016, Periscope mencatat bahwa pengguna menonton 110 tahun video live setiap hari menggunakan aplikasi. Dan pada penantian awal tahun baru 2017 live streaming di Facebook memecahkan rekor di dunia.

Di kalangan muzaki pun sepertinya tetap akan terpengaruh trend ini. Mereka memilih OPZ untuk donasi tak sekedar melihat profile-nya, aktivitas serta jaringannya. Ke depan mereka juga membutuhkan liputan video yang bisa mereka tonton agar lebih yakin dalam melabuhkan donasi atau zakat mereka.

Menurut sebuah data, tahun ini saja (2017) video streaming akan mewakili hampir 75 persen dari semua lalu lintas internet. Hal ini terjadi karena penonton ingin lebih banyak dan cenderung suka dengan konten video. Mereka tak perlu bersusah payah berpikir atau mencerna informasi yang ada dan diarahkan ke mereka. Mereka, para muzaki ini justru yang akan memilih informasi yang ada dalam format video untuk mereka pahami.

Akhirnya, semua berpulang pada muzaki dan calon muzaki. Dari seluruh media komunikasi yang ada, muzaki tetap pada akhirnya akan memilih kemana ia akan berzakat. Pilihan ini memang pilihan rasional, namun tetap saja sisi manusiawi muzaki juga sejatinya masih ada di dalam diri mereka. Sentuhan lebih pribadi, penuh kesungguhan serta ketulusan dalam berkomunikasi tetap masih mendapat tempat memadai dalam menjalin komunikasi dengan mereka. Tokh, mereka juga manusia biasa, bukan robot yang tak punya perasaan dan nurani.

Usaha-usaha pendekatan yang baik dibarengi ketulusan akan punya peluang tinggi untuk bisa diterima dan akhirnya dibantu oleh mereka. Makanya, seluruh peluang lain dalam pendekatan dan komunikasi yang ada tetap harus dilakukan oleh OPZ. Bukan semata seberapa kuat OPZ mempengaruhi mereka dengan berbagai kontent yang ada sehingga mereka luluh dan berzakat, namun kadang ketulusanlah yang bisa membuka pintu hati dan meluluhkan sebuah pilihan.

Wallahu’alam bishowwab.

Ditulis di Condet Raya, saat rembang petang hingga malam menjelang, Senin, 6 November 2017.

*) Direktur Pendayagunaan IZI & Ketua Bidang 1 FOZ Pusat

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement