Senin 20 Nov 2017 17:38 WIB

Setya Novanto For President?

Ditahan. Ketua DPR RI Setya Novanto memberikan keterangan  di gedung KPK, Jakarta Selatan, mengenkan rompi tahanan, Senin (20/11).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Ditahan. Ketua DPR RI Setya Novanto memberikan keterangan di gedung KPK, Jakarta Selatan, mengenkan rompi tahanan, Senin (20/11).

Oleh : Hersubeno Arief*

Setya Novanto for President?  Barangkali banyak diantara kita yang langsung mengerenyitkan dahi. Orang Sunda pasti akan langsung berkomentar “Aya-aya wae.”  Sementara kata orang Jawa, “Yang mboten-mboten saja.” Dalam bahasa Inggris plesetan ala Jogya “not maybe,”  alias tidak mungkin.

Tapi apa siy yang tidak mungkin di dunia ini, apalagi di dunia politik dikenal istilah the art of possibility. Semuanya mungkin-mungkin saja. Selama ada kemauan, disitu ada jalan. There is a will, there is a way.

Jangan selalu berpikir negatif. Mari kita kita kembangkan cara berpikir positif, sehingga kita bisa melihat dengan jernih peluang dan kemungkinan yang terbuka. Setidaknya ada lima  alasan mengapa Setnov layak dan potensial menjadi Presiden.

Pertama, dari sisi popularitas, siapa yang tak kenal dengan Setnov. Kasus kecelakaan mobilnya yang menabrak tiang lampu penerangan jalan membuat popularitasnya melonjak drastis. Jangan-jangan popularitas Setnov saat ini sudah mengalahkan Presiden Jokowi.

Popularitas dalam rezim demokrasi  langsung adalah modal utama seseorang yang ingin mengejar jabatan publik. Dari popularitas tadi,  turunannya menjadi  disukai, dan setelah itu menjadi tingkat keterpilihan (elektabilitas).

Dengan modal popularitas yang tinggi, Setnov dan timnya tinggal membuat program yang bisa menjadikan Setnov disukai publik dan pada gilirannya akan dipilih sebagai presiden.

Barangkali Anda akan menyanggahnya dengan pernyataan, popularitas seperti apa dulu? Setnov benar sangat populer, tapi banyak orang yang tidak suka, bahkan sebel. Soal ini tidak perlu dikhawatirkan.

Siapa yang tidak sebel dengan  Donald Trump yang kasar. Kalau ngomong seenak udelnya. Trump juga diketahui melakukan berbagai pelecehan seksual atas sejumlah perempuan. Trump dimusuhi oleh selebritas papan atas AS.  Para petinggi perusahaan IT termasuk Mark Zuckerberg pendiri Facebook bahkan berkampanye agar rakyat AS jangan memilihnya.

Media massa, bahkan hampir semua lembaga survei memprediksi Trump akan kalah dari Hillary Clinton. Trump juga sering jadi becandaan, dibuat meme, parodi, bahkan  dia juga di-bully habis dalam berbagai  acara talkshow  tv. Tapi apa yang terjadi? Trump jadi Presiden AS dalam usia 71 tahun.

=

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement