Oleh : Hersubeno Arief*
Setya Novanto for President? Barangkali banyak diantara kita yang langsung mengerenyitkan dahi. Orang Sunda pasti akan langsung berkomentar “Aya-aya wae.” Sementara kata orang Jawa, “Yang mboten-mboten saja.” Dalam bahasa Inggris plesetan ala Jogya “not maybe,” alias tidak mungkin.
Tapi apa siy yang tidak mungkin di dunia ini, apalagi di dunia politik dikenal istilah the art of possibility. Semuanya mungkin-mungkin saja. Selama ada kemauan, disitu ada jalan. There is a will, there is a way.
Jangan selalu berpikir negatif. Mari kita kita kembangkan cara berpikir positif, sehingga kita bisa melihat dengan jernih peluang dan kemungkinan yang terbuka. Setidaknya ada lima alasan mengapa Setnov layak dan potensial menjadi Presiden.
Pertama, dari sisi popularitas, siapa yang tak kenal dengan Setnov. Kasus kecelakaan mobilnya yang menabrak tiang lampu penerangan jalan membuat popularitasnya melonjak drastis. Jangan-jangan popularitas Setnov saat ini sudah mengalahkan Presiden Jokowi.
Popularitas dalam rezim demokrasi langsung adalah modal utama seseorang yang ingin mengejar jabatan publik. Dari popularitas tadi, turunannya menjadi disukai, dan setelah itu menjadi tingkat keterpilihan (elektabilitas).
Dengan modal popularitas yang tinggi, Setnov dan timnya tinggal membuat program yang bisa menjadikan Setnov disukai publik dan pada gilirannya akan dipilih sebagai presiden.
Barangkali Anda akan menyanggahnya dengan pernyataan, popularitas seperti apa dulu? Setnov benar sangat populer, tapi banyak orang yang tidak suka, bahkan sebel. Soal ini tidak perlu dikhawatirkan.
Siapa yang tidak sebel dengan Donald Trump yang kasar. Kalau ngomong seenak udelnya. Trump juga diketahui melakukan berbagai pelecehan seksual atas sejumlah perempuan. Trump dimusuhi oleh selebritas papan atas AS. Para petinggi perusahaan IT termasuk Mark Zuckerberg pendiri Facebook bahkan berkampanye agar rakyat AS jangan memilihnya.
Media massa, bahkan hampir semua lembaga survei memprediksi Trump akan kalah dari Hillary Clinton. Trump juga sering jadi becandaan, dibuat meme, parodi, bahkan dia juga di-bully habis dalam berbagai acara talkshow tv. Tapi apa yang terjadi? Trump jadi Presiden AS dalam usia 71 tahun.
=