Oleh : Hersubeno Arief*
Besaran gaji Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) yang diajukan Anies-Sandi tengah menjadi sorotan. Beritanya sangat heboh di beberapa media massa, apalagi di media sosial. Dalam bahasa pasaran, berita soal gaji Tim Gubernur ini sedang ”digoreng.”
Kalau saja tidak ada berita Operasi Tabrak Tiang (OTT) Ketua Umum Golkar Setya Novanto, dapat dipastikan berita ini akan digoreng habis-habisan, dan menjadi trending topic. Dalam kasus ini Setnov pantas disalahkan, karena salah memilih timing.
Mengapa berita itu layak digoreng? Jawabannya sangat jelas. Pertempuran Pilkada DKI 2017 masih belum selesai, dan tampaknya tidak akan pernah selesai. Pertempuran akan terus berlanjut sampai Pilpres 2019.
Anies-Sandi adalah TO (target operasi). Harus dicari-cari kesalahannya sampai dapat. Tidak salah saja dicari kesalahannya, apalagi kalau benar membuat kesalahan. Tim dan pendukung Anies-Sandi tidak perlu baper (bawa perasaan). Ini memang sebuah pertempuran panjang. Jadi jangan sampai terpeleset, apalagi membuat kesalahan. Musuh tengah mengintai, dan siap menembak setiap saat.
Coba perhatikan dari mana asal muasal berita. Tak lama setelah anggaran diajukan untuk dibahas, anggota DPRD dari PDIP dan Nasdem mulai mempersoalkan. Dua partai ini seperti kita sama-sama mahfum adalah pendukung Ahok. Besaran angka yang diajukan Anies-Sandi memang agak “mengagetkan,” bila dibandingkan dengan angka sebelumnya. Begitu juga jumlah orangya.
Harian Kompas Rabu (22/11) malah membuat laporan setengah halaman, perbandingan banyaknya jumlah personil TGUPP masa Jokowi, Ahok, Djarot, dan Anies.
Pada masa Ahok gaji dan honor anggota Tim Gubernur ini hanya Rp 2.3 miliar. Tiba-tiba sekarang angkanya membengkak menjadi Rp 28 miliar. Naik berkali lipat.
Jumlah orangnya juga jadi membengkak. Rupanya Anies-Sandi menggabungkan dua lembaga yang selama ini terpisah, yakni TGUPP dan TWUPP (Tim Walikota Untuk Percepatan Pembangunan). Wajar saja kalau bikin kaget. Ada pula yang pura-pura kaget, atau pura-pura tidak tahu.
Berita tersebut kemudian secara sistematis tayang di sejumlah media massa yang afiliasinya secara politis, juga sudah sama-sama kita ketahui.
Melihat dari cara mengelola pemberitaannya, kenaikan gaji Tim Gubernur itu menjadi *_agenda setting._* Tujuannya apalagi kalau bukan untuk membentuk publik opini. Syukur bila bisa menggerakkan massa.
Di medsos ceritanya lebih heboh lagi, dan digoreng habis. Silakan dicermati akun-akun siapa saja yang sekarang sedang sibuk memanaskan penggorengannya. Jejak digitalnya gampang kok dilacak, di posisi mana mereka pada pilkada lalu. Pasti 4L juga. Loe lagi....loe lagi
Framing dan targetnya juga cukup jelas. Mereka ingin membentuk persepsi publik bahwa Anies-Sandi tengah mencoba melakukan _bancakan_ dana APBD, dan mencarikan posisi untuk para tim suksesnya. Baru saja berkuasa sudah begitu, apalagi kalau dibiarkan sampai lima tahun. Bisa gawat.