Oleh: DR Denny JA*
Pesan dari rapat pleno Golkar cukup jelas. Idrus Marham diangkat sebagai PLT ketum Golkar dalam durasi yang sangat singkat: sampai praperadilan yang kedua atau sampai munaslub. Jika munaslub tak terhindari, besar kemungkinan berlangsung di tengah Desember 2017.
Bagaimanakah wajah Golkar paska Munaslub? Siapakah pemimpin baru Golkar? Mampukah Golkar terkonsolidasi cepat, sehingga melejit di Pilkada 2018 dan Pilpres/ Pileg 2019.
Per- hari ini, dua tokoh utama yang akan bertarung adalah Idrus Marham dan Airlangga Hartato. Mereka dibayangi dua calon lain: Aziz Syamsuddin dan Bambang Soesatyo.
Agar kokoh cepat terkonsolidasi dan melejit kembali bagaimanakah pertarungan munaslub itu sebaiknya?
Satu konsep perlu diperkenalkan dalam kosa kata politik Indonesia masa kini: Coopetition. Ini gabungan antara kata cooperation (kerjasama) dan competition (persaingan).
Konsep ini evolusi dari kebijakan berkompetisi. Tak terhindari karena berbeda konsep, kepentingan, target, kompetisi itu terjadi. Namun banyak kompetisi yang berakhir zero sum games: yang satu menang mendapat semua. Yang kalah musnah, binasa atau dibinasakan.
Coopetion adalah mekanisme kompetisi yang berujung win win solution. Aneka pihak tetap mencari titik kerjasama walau tetap berkompetisi. Coopetition kini dianggap lebih unggul ketimbang kompetisi murni. Publik luas lebih diuntungkqn oleh coopetition karena bersinerji positifnya pihak yang berkompetisi.