REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Musliar Kasim mengatakan, pemerintah menyediakan SMP Terbuka agar semua WNI mendapatkan haknya untuk mendapatkan pendidikan. Namun tidak semua anak bisa bersekolah di sekolah reguler terutama dari kalangan kurang mampu sebab mereka harus membantu orangtuanya bekerja di siang hari, Selasa, (26/8).
SMP Terbuka, ujar Musliar, merupakan salah satu alternatif atau subsitem pendidikan formal yang menerapkan prinsip pembelajaran secara mandiri. "Belajar dengan bantuan seminimal mungkin dari orang lain dan menggunakan modul sebagai bahan ajar utama,"ujarnya.
Indonesia, terang Musliar, wilayahnya sangat luas bahkan sebagian kondisi geografisnya sulit, terpencil sehingga tidak mungkin menjangkau sekolah reguler. "Untuk memfasilitasi anak-anak dengan kondisi geografis seperti ini, maka SMP Terbuka juga bisa menjadi solusi sebab anak-anak di Indonesia wajib mengikuti program Wajib Sembilan Tahun Belajar," terangnya.
Bahkan, ujar Musliar, pemerintah sudah mulai melakukan program Pendidikan Menengah Universal atau wajib belajar 12 tahun. "Semua anak Indonesia minimal mendapatkan pendidikan selama 12 tahun,"ujarnya.
Musliar juga menyerukan kepada anak-anak di SMP Terbuka jika ada sodaranya yang belum sekolah sebaiknya diajak masuk ke SMP Terbuka. "Hasil pendidikan anak-anak SMP Terbuka ini tidak ada bedanya dengan hasil pendidikan anak-anak dari SMP reguler, sama saja,"katanya.
Anak-anak SMP Terbuka, ujar Musliar, memang rata-rata dari keluarga yang kurang mampu. Anak-anak ini terbiasa mencuci baju sendiri, masak sendiri.
Siswa SMP Terbuka, kata Musliar, tidak usah sedih atau berkecil hati apalagi merasa berbeda dengan anak-anak reguler. "Justru Tuhan menciptakan kesulitan bagi mereka agar mereka menjadi orang yang kuat dan mandiri, Tuhan tidak akan pernah mencelakai umatnya,"katanya.
Keterbatasan baik secara ekonomi maupun geografis, ujar Musliar, jangan menjadi penghalang untuk hidup mandiri penuh semangat. "Justru jadikan kesulitan sebagai motivasi untuk maju demi diri sendiri, keluarga, dan bangsa,"ujarnya.