REPUBLIKA.CO.ID,TANJUNGPINANG--Sebanyak 1.200 siswa dan guru se-Kota Tanjung Pining, Kepulauan Riau mengikuti dialog sastra di SMA Negeri 2 Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, Sabtu (13/9/2014) pagi. Kegiatan mengambil tema 'Sastrawan Bicara Siswa Bertanya'.
Kepala Bagian Hukum dan Kepegawaian Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kemdikbud Haryono mengatakan, kegiatan ini adalah sebuah program kreatif yang pertama kali diadakan pada tahun ini. Dia mengungkapkan, salah satu tantangan terbesar pendidikan adalah bagaimana pendidikan sebagai ajang persemaian pelajar, yang tidak hanya mengutamakan aspek intelektual saja, tapi budi pekerti yang dapat diasah melalui pelajaran sastra.
"Kegiatan ini sebagai sarana tumbuhkan apresiasi seni dan sastra, sekaligus sebagai pendidikan karakter," katanya saat menyampaikan sambutan tertulis Direktur Jenderal Pendidikan Menengah di SMA Negeri 2 Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, Sabtu (13/9/2014).
Para sastrawan yang tampil di antaranya Joni Ariadinata, Jamal D. Rahman, Sastri Sunarti, Ari Kpin, dan sastrawan lokal. "Partisipasi dari para sastrawan sangat diharapkan," kata Haryono.
Kegiatan yang sama telah digelar di SMA Negeri 5 Bukittinggi, Sumatera Barat pada 25 Agustus dan SMA Negeri 2 Semarang, Jawa Tengah pada 30 Agustus. Direncanakan, kegiatan yang sama akan digelar di Universitas Negeri Yogyakarta pada 16 September 2014 dan di SMA Negeri 5 Makassar, Sulawesi Selatan pada Oktober mendatang.
Sekretaris Daerah Kota Tanjung Pinang Riono, mengatakan, kegiatan ini dapat dikembangkan sebagai metode pembelajaran baru. Menurut dia, jika selama ini lebih banyak menggunakan otak kiri maka sudah saatnya menggunakan otak kanan. "Pemkot Tanjung Pinang sangat mendukung kegiatan ini," katanya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tanjung Pinang HZ Dadang AG mengatakan, kegiatan ini sebagai wadah bagi pelajar untuk meningkatkan apresiasi dan kreasi sastra. SMA Negeri 2 Tanjung Pinang, kata dia, dijadikan proyek pilot pendidikan karakter berdasarkan kearifan lokal yaitu gurindam dua belas dan pantun.
"Pendidikan Karakter melalui sastra karena ketika dengan sastra akan menyentuh ke lubuk hati paling dalam," katanya.
Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Tanjung Pinang Encik Abdul Hajar mengatakan, sekolahnya adalah satu-satunya SMA di Tanjung Pinang yang memiliki jurusan bahasa dari 40 sekolah di kota ini dengan kelengkapan sarana dan prasarana.
Kegiatan ini, kata dia, dapat menambah motivasi siswa dan guru. Dia menginginkan sekolahnya dapat menjadi pusat pengembangan sastra dan budaya. "Melalui kegiatan ini, diharapkankan tumbuh generasi muda cinta budaya dan sastra terutama budaya Melayu," katanya.
SMA Negeri 2 Tanjung Pinang dipilih sebagai penyelenggara karena memiliki siswa dan guru yang berprestasi di bidang bahasa dan sastra. Sekolah ini dapat bantuan sosial sebanyak Rp 125 juta.