REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Galeri Nasional Indonesia ingin menjadi jendela kebudayaan Indonesia. Hal ini diutarakan oleh Kepala Galeri Nasional Tubagus Andre Sukmana.
Andre mengungkapkan melalui karya seni dan budaya masyarakat bisa mempelajari dan menggali perjalan bangsa. “Galnas punya visi besar menjadi salah satu jendela kebudayaan Indonesia,” kata Andre.
Galeri Nasional Indonesia mampu menjadi media edukasi, media apresiasi, sekaligus ruang publik bagi masyarakat.
“Galnas sebenarnya ingin memberi ruang atau wadah peningkatan kreatifitas di bidang seni dan sekaligus mengapresiasi potensi para seniman Indonesia agar menjadi barometer perkembangan seni rupa modern kontemporer,” katanya.
Tahun depan, Galeri Nasional Indonesia sudah menjadwalkan sejumlah agenda pameran bermuatan revolusi mental sesuai dengan visi Presiden Jokowi. Dalam penyelenggaraannya, Galeri Nasional juga akan menggandeng kerja sama dengan instansi dan komunitas-komunitas seni dan budaya lain.
“Tahun 2015, Galnas akan mengadakan program bidang pameran dengan muatan revolusi mental sesuai dengan salah satu visi pemerintah saat ini,” katanya.
Beberapa pameran tersebut diantaranya, pameran seni kontemporer Korea yang bekerjasama dengan pusat kebudayaan Korea, pameran Aku Diponegoro Sang Pangeran dalam Ingatan Bangsa "Dari Raden Saleh Hingga Kini", pameran seni rupa nusantara, pameran karya-karya mahasiswa, pameran media art “Oke Video”, pameran Indonesia Art Awards, pameran Biennal Jakarta dan pameran Maestro Seni Rupa Indonesia “Srihadi Soedarsono”.
Sementara menutup tahun 2014, Galeri Nasional Indonesia mencatat jumlah kunjungan lebih dari 100 ribu pengunjung. Pengelola meyakini akan terus meningkatkan penyelenggaraan pameran seni rupa dengan skala nasional maupun internasional.
Selain itu, akan ada program-program lain seperti program edukasi, program reservasi, program restorasi, program akuisisi karya-karya seni dan pembangunan infrastruktur Galnas agar menjadi museum seni yang modern dan representatif.