REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Mulai dari awal penerapan Kurikulum 2013, berbagai kalangan memberikan pendapat yang berbeda-beda. Ambil contoh, Dominikus Heru Widhi. P, guru mata pelajaran Ekonomi, dari SMA Pangudi Luhur 2 Servasius, Bekasi. Ia berpendapat, setelah melihat, memahami dan mempraktikkan Kurikulum 2013, terlihat bahwa Kurikulum 2013 ini lebih mengarahkan kepada pendidikan karakter.
“Melihat subtansi yang ada, saya melihat Kurikulum 2013 lebih kepada pendidikan karakter, menciptakan siswa lebih aktif dan kreatif,” ungkap Heru, saat dihubungi melalui telepon, pada hari Rabu (10/09/2014).
Secara prinsip, Heru setuju diterapkannya Kurikulum 2013. Hal ini terlihat juga pada mata pelajaran yang ia ajar. Saat mengajar, ia menyajikan materi pembelajaran secara garis besar dalam bentuk paparan menggunakan program power point. Melalui paparan tersebut, kata Heru, ia mengajak siswa untuk mengamati, melihat, dan mendengar.
Setelah dijelaskan secara garis besar, siswa diajak untuk membentuk kelompok. Kemudian diajak untuk mencari sumber-sumber dari materi yang telah dijelaskan. Proses mencari dapat dilakukan melalui internet, perpustakaan atau melalui buku sumber lain. Setelah melalui proses mencari, siswa diajak untuk bertanya hal yang tidak dipahami, dan berdiskusi dalam kelompok.
Bagian yang tak kalah penting adalah siswa diajak untuk mengkomunikasikan hasil diskusi mereka. Melalui pembelajaran tersebut, Heru menuturkan, awalnya siswa merasa berat. Namun dengan berjalannya waktu, siswa mulai terlihat keaktifannya. “Pada intinya guru juga harus proaktif untuk mengajak siswa untuk lebih aktif dan kreatif,” pungkasnya