REPUBLIKA.CO.ID, BALI - Pengakuan dunia tentang kedahsyatan pariwisata Indonesia seperti tak ada habisnya. Bali, Labuan Bajo, Raja Ampat, Nihiwatu Sumba dan Pulau Nikoi Bintan sudah sukses dengan reputasi baru, destinasi, snorkeling site, resort dan private island terbaik dunia. Sekarang, giliran Pemuteran, Bali, yang gantian unjuk gigi.
Kawasan yang terkenal dengan terumbu karang hasil teknologi Biorock itu makin mendunia setelah Lonely Planet menempatkan Pemuteran, Bali, di posisi 7 besar untuk kategori Top 10 Lonely Planet Terbaik Asia 2016. Pamor Lonely Planet di dunia pariwisata dunia sangat tinggi. Inilah penerbit panduan perjalanan dan media digital terbesar di dunia.
Menpar Arief Yahya lagi-lagi merasa bangga, akan prestasi yang ditorehkan Pemuteran Bali itu. Arief Yahya tahun lalu pernah sampai berbusa-busa mempresentasikan konservasi yang dilakukan masyarakat di Pemuteran Bali, kepada para petinggi UNWTO - United Nation World Tourism Organization di markasnya, Madrid, Spanyol.
"Akhirnya, Pemuteran masuk dan dapat award dari UN WTO 2015, yang melibatkan publik untuk konservasi bawah laut yang sukses," kata Arief Yahya.
Kini Pemuteran, lanjut Arief Yahya, mendapat penghargaan kembali oleh Lonely Planet. Prestasi dunia juga, karena konsistensi menumbuh biakkan terumbu karang dengan mengalirkan listrik bertegangan rendah bawah laut. Yang itu membuat pertumbuhan coral lebih cepat dan lebih subur. Pola ini juga sudah mulai dikembangkan di Gili Trawangan Lombok, dan hasilnya juga sukses.
“Kami senang karena Pemuteran, Bali, makin mendunia. Ini benar-benar sangat membanggakan,” terang Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Bali, Anak Agung Gede Yuniartha, Kamis (14/7).
Kebanggaan Yuniartha rasanya tidak berlebihan. Maklum, Menurut pakar perjalanan internasional Lonely Planet, Chris Zeiher, penghargaan ini diberikan berdasarkan rekomendasi ratusan ide yang disampaikan tim yang terdiri atas penulis, blogger, twitter, termasuk wisatawan.
Hasilnya, keheningan dan pesona alam kawasan Pemuteran, Bali, dianggap layak masuk ke dalam jajaran elit Asia. Kawasannya yang tenang, dengan balutan bangunan-bangunan modern serta aroma laut yang dibawa tiupan angin pantai, dinilai sangat nyaman untuk mengajak wisatawan bersantai.
Di Pemuteran, Bali, wisatawan bisa asyik berjemur, sambil membaca. Ketua Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Bali, I Ketut Ardana, bahkan berani menjamin keasrian kawasan yang berada 200 km dari Denpasar itu. “Pembangunan dan pelestarian kawasan sangat terjaga. Semuanya kental dengan adat Bali. Operator diving dibatasi, jumlah hotel, hingga pedagang pun dibatasi oleh peraturan adat. Di desa ini hanya ada sekitar 12 hotel. Sisanya adalah homestay,” terang Ardana.
Aktivitas wisatanya? Dari mulai snorkeling, jet ski, sampai melihat terumbu karang melalui kapal beralas kaca, semua bisa dinikmati di Pemuteran. Diving pun dijamin asyik. "Diving di pantai ini tidak perlu jauh menggunakan perahu ke tengah laut. Hanya 10 meter dari bibir pantai, wisatawan sudah bisa menikmati pemandangan terumbu karang hasil teknologi Biorock kelas dunia,” ungkap Ardana.
Dan jangan takut dengan tarif sewa kamar. Di Pemuteran, tarif sewa kamar untuk wisatawan sangat murah. Dari mulai harga Rp 500.000 per malam, wisatawan sudah bisa bermalam di kawasan tenang dan eksotis itu. Hingga saat ini, Desa Pemuteran telah memiliki hampir sekitar seribu kamar yang berbentuk hotel, resort, dan homestay. Dari paparan Ardana, homestay milik masyarakat selalu diminati oleh wisatawan.
“Program Coral Reef Reborn Pemuteran, Bali, belum lama ini juga dianugerahi gelar runner up oleh United Nation World Tourism Organization (Organisasi Pariwisata Dunia PBB, red) untuk kategori Innovation in Non Govermental Organizations. Sekarang, 90 persen wisatawan yang datang ke Pemuteran adalah wisatawan asing. Sementara 10 persen lainnya adalah wisatawan nusantara,” kata Ardana.
baca juga: Pulau Nikoi, Pulau Privat yang Dipuji karena Ramah Lingkungan